Page 5 - ASHA-WPS Office
P. 5

"Selamat siang buuuu" jawab kompak seluruh penghuni kelas, jika biasanya mereka menjawab salam
               dengan semangat lain halnya dengan ini mereka menjawab dengan lesu tak ada semangat-semangatnya
               padahal tadi waktu istirahat mereka semangat.

               "Mlempem" Cibir Bu Lilis


               Bu Lilis pun menjelaskan materi untuk dipelajari hari ini sampai dimana ia memberi soal dan menyuruh
               muridnya yang bisa, untuk maju dan mengerjakan soal tersebut, total semua soal yang tertulis dipapan
               'lima soal'.

               "Ayo yang bisa silahkan maju kedepan dan mengerjakan" Bu Lilis membalik badannya menghadap ke
               arah muridnya.


               Semuanya diam, ada yang berusaha menghitung jawaban soal itu, dan ada juga yang pura-pura menulis
               padahal hanya mencorat-coret buku tulis itu.

               "Ayo yang sudah silahkan maju"

               Sepuluh menit berlalu, namun hanya ada satu murid yang maju mengerjakan satu soal, sekarang tersisa
               empat soal

               "Ini yang lainnya gak ada yang mau maju lagi??" Ucap Bu Lilis heran.

                Asha sebenarnya ingin maju kedepan tapi entah mengapa seluruh badannya  bergetar hebat. Tangan,
               kakinya sulit untuk diam, dadanya berdegup kencang, mata berair seperti ingin menangis bahkan ia
               sesekali kelihatan kesulitan bernapas. Padahal ia biasa saja tapi mengapa jadi seperti ini?

               Kejadian ini sudah ia rasakan mulai dari Sekolah Dasar hingga sekarang, sebenarnya ia juga bingung
               kenapa bisa jadi seperti ini? Sumpah demi apapun ia ingin normal seperti yang lainnya sungguh ini
               MENGGANGGU bukan hanya disekolah terkadang dilingkungan rumah atau sekitar pun begitu.

               "Please, jangan sekarang aku mau maju dulu mau menyelesaikan tugas dipapan" batin Asha, ia terus
               melihat kearah tangannya yang sekarang bergetar hebat, sesekali ia melihat papan lalu turun lagi ke
               tangganya. "Ayo Asha, ambil nafas, buang" Asha menarik nafas panjang lalu ia hembuskan.

               "Ih kok ga mempan oke ayo coba lagi" kesal Asha

               Lima menit lamanya tapi tak kunjung berhenti, jika dilihat orang lain mungkin wajah Asha hanya
               menampilkan mimik wajah datar namun tubuhnya memperlihatkan jika Asha sedang tidak baik-baik saja,
               dan ia bingung bagaimana cara mengatasinya.


               "Asha Naraya," panggil Bu Lilis "Ayo maju kerjakan soal didepan" perintah Bu Lilis

               Deg

               Asha diam, ia diam, ia tak beranjak dari tempat duduknya ia semakin kalut
   1   2   3   4   5   6   7