Page 29 - witan_dan_negeri_arana
P. 29

Hingga suatu malam, Nenek tak mau lagi
                             meminum obatnya. “Terima kasih, Witan!”

                             Nenek tersenyum lemah, “Kesungguhan
                             dan kehangatan hatimu membuatku merasa

                             lebih baik. Kamu penyembuh yang baik, Nak!”



                             Keesokan pagi, Witan mendapati Nenek
                             telah tiada. Senyum kedamaian menghiasi

                             wajah Nenek. Witan dan seisi desa sangat
                             bersedih atas kepergian Nenek.














































                                                                                                9
                                                                                              29
                                                                                              2 2 9
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34