Page 40 - E-BOOK
P. 40

Birokrat Senior Bekerja dengan Hati “Antara Biografi dan Karya Pengabdian”



        Hal tersebut kemudian berimplikasi pada kondisi sosial masyarakat yang relatif
        masih “tegang” dan bahkan tuntutan reformasi melanda di seluruh daerah di
        Indonesia, termasuk di Irian Jaya, khususnya di  Kota Jayapura sebagai Ibukota
        Provinsi Irian Jaya saat itu.

        Sebagai Kabid Eksosbud Bappeda Kota Jayapura, Frans Pekey dituntut bekerja keras
        bersama para pemimpinnya untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Hal
        itu demi menghidari stagnasi, bahkan kemunduran pembangunan Kota Jayapura,
        yang waktu itu masih seumur jagung.

        Sebagaimana kita ketahui bersama, Reformasi 1998 adalah pintu gerbang menuju
        Indonesia Baru, yang mengakhiri 32 tahun masa Orde Baru dibawah kepemimpinan
        Presiden ke-2 Indonesia, H. M. Soeharto. Reformasi 98 juga menjadi titik balik
        perjalanan bangsa Indonesia, dengan berbagai perubahan-perubahan yang
        menyertainya.


        Salah satunya adalah perubahan pada sistem pemerintahan daerah. Di mana pasca   39
        berakhirnya kepemimpinan Orde Baru, setiap daerah baik itu di tingkat provinsi
        maupun kabupaten/kota, memiliki hak, wewenang untuk mengatur serta mengurus
        rumah tangganya sendiri, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
        berlaku melalui Reformasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah dengan
        keluarnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.


        Reformasi Kebijakan otonomi daerah dilakukan terus menerus melalui Undang-
        Undang (UU) No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; yang menggantikan
        UU No. 22 tahun 1999. UU No. 32 tahun 2004 tersebut kemudian disempurnakan
        melalui UU No. 23 tahun 2014, yang bertumpu pada efektivitas penyelenggaraan
        pemerintahan daerah.

        Otonomi daerah membawa perubahan signifikan terhadap laju pembangunan di
        Indonesia. Melalui otonomi daerah, lahirlah pemilihan kepala daerah (Pilkada)
        langsung sebagai bentuk demokratisasi dalam mekanisme desentralisasi politik.


        Seiring  berjalannya Desentralisasi dan  Otonomi Daerah tersebut, lahir pula
        Kebijakan Otonomi Khusus bagi Provinsi Irian Jaya dan Provinsi Nanggro Aceh
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45