Page 5 - Microsoft Word - b442-0090-7e8a-5eab
P. 5

ini  merupakan  respon  terhadap  kritik  bahwa  kurikulum  sebelumnya  terlalu  padat

              dengan  materi  yang  tidak  selalu  relevan  dengan  kebutuhan  peserta  didik  dalam
              menghadapi tantangan masa depan. Melalui proses pemilihan dan pengorganisasian

              materi yang lebih selektif, kurikulum esensial memastikan bahwa waktu pembelajaran
              digunakan  secara  efektif  untuk  mengembangkan  kompetensi  yang  benar-benar

              diperlukan.

                    Dalam  implementasinya,  kurikulum  esensial  memberikan  penekanan  pada
              pengembangan keterampilan dasar (foundational skills) seperti literasi, numerasi, dan

              pemecahan masalah. Materi pembelajaran dirancang untuk membangun pemahaman
              mendalam  terhadap  konsep-konsep  kunci,  bukan  sekadar  mengejar  cakupan  materi

              yang  luas  tetapi  dangkal.  Pendekatan  ini  juga  memungkinkan  integrasi  antar  mata

              pelajaran yang lebih bermakna, di mana peserta didik dapat melihat keterkaitan antara
              berbagai bidang pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan nyata.

                    Selain  itu,  kurikulum  esensial  juga  berdampak  positif  pada  beban  administratif
              guru. Dengan fokus yang lebih jelas pada materi-materi esensial, guru memiliki lebih

              banyak waktu dan energi untuk merancang pembelajaran yang lebih berkualitas dan
              memberikan  perhatian  individual  kepada  peserta  didik.  Hal  ini  sejalan  dengan

              semangat  merdeka  belajar  yang  menekankan  pada  kualitas  proses  pembelajaran

              dibandingkan dengan kuantitas materi yang disampaikan.
              3. Pembelajaran Kontekstual

                    Pembelajaran  kontekstual  dalam  Kurikulum  Merdeka  merupakan  upaya  untuk
              menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik dalam pendidikan. Pendekatan ini

              menekankan pentingnya mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan
              nyata  peserta  didik,  sehingga  pembelajaran  menjadi  lebih  bermakna  dan  relevan.

              Melalui  pembelajaran  kontekstual,  peserta  didik  tidak  hanya  memahami  konsep-

              konsep  akademik,  tetapi  juga  dapat  melihat  bagaimana  konsep  tersebut  dapat
              diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

                    Implementasi  pembelajaran  kontekstual  dilakukan  melalui  berbagai  strategi,

              termasuk  pembelajaran  berbasis  proyek,  studi  kasus,  dan  pembelajaran  berbasis
              masalah. Peserta didik didorong untuk mengeksplorasi isu-isu nyata di sekitar mereka,

              menganalisis berbagai perspektif, dan mengembangkan solusi kreatif. Pendekatan ini
              tidak  hanya  mengembangkan  pemahaman  konseptual,  tetapi  juga  melatih

              keterampilan berpikir tingkat tinggi, kreativitas, dan kemampuan kolaborasi.
                    Dalam  konteks  pembelajaran  kontekstual,  peran  guru  bergeser  dari  transmiter

              pengetahuan  menjadi  fasilitator  pembelajaran.  Guru  membantu  peserta  didik
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10