Page 31 - ok 119
P. 31
indonesia, bidai yang masih sering digunakan pada terutama kasus
fraktur adalah bidai yang terbuat dari kayu yang dibalut dengan kapas
dan perban (spalk), dengan panjang kayu melewati dua sendi bagian
yang cedera dan jumlah minimal 2 spalk pada ekstremitas atas,
3 spalk untuk ekstremitas bawah.
Untuk wrist splint biasanya tersedia dalam bentuk yang sudah
jadi dari pabrik, terbuat dari fiberglass atau plaster dengan ketebalan
yang berbeda-beda. Untuk traction splint, terdapat set yang dapat
disesuaikan dengan panjang tungkai bawah pasien serta ankle strap-
nya.
Selain itu, ada pula thermoplastic splints. Bidai ini bisa dibentuk
sesuai keperluan dan cocok digunakan untuk berbagai jenis keperluan,
termasuk sindrom terowongan Karpal dan rheumatoid
arthritis. Thermoplastic splints dapat dibagi menjadi 3 jenis. Jenis
yang tidak memerlukan panas dapat terbuat dari material
seperti fiberglass atau karet silikon. Jenis temperatur rendah (60-77
C) dapat terbuat dari material seperti plastik dan karet, cocok
digunakan untuk ekstremitas atas atau area yang tidak membutuhkan
tenaga yang besar. Jenis temperatur tinggi (149-177 C) lebih cocok
digunakan pada cedera spinal dan ekstremitas bawah yang
membutuhkan tenaga lebih besar.
Posisi Pasien
Pada pembidaian, tidak ada posisi yang khusus, namun
disesuaikan dengan bagian yang akan dilakukan pembidaian. Pada
bagian ekstremitas bawah, posisi yang disarankan adalah supinasi
karena mempermudah pemasangan bidai serta traksi apabila
diperlukan.
Prosedural
Prosedur dalam melakukan pembidaian diawali dengan
menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk melindungi diri dari
24
MODUL PRAKTIKUM