Page 32 - ok 119
P. 32
cairan tubuh pasien, terutama pada pasien dengan fraktur terbuka.
Apabila diputuskan untuk menggunakan analgesik, misalnya saat
diputuskan untuk melakukan reduksi, maka dapat digunakan obat
intravena (IV), seperti morfin. Prosedur selanjutnya tergantung dari
jenis bidai yang digunakan.
• Soft Splint
Contoh penggunaan soft splint adalah pada pasien dengan carpal
tunnel syndrome (CTS). Pada CTS digunakan wrist splint buatan pabrik
yang direkatkan pada pergelangan tangan ke telapak tangan, dengan
sendi metacarpophalangeal dibiarkan bebas (tidak ikut difiksasi) agar
jari-jari tangan dapat tetap bergerak. Bagian yang lebih keras
diletakkan di dorsal telapak tangan.
• Bidai Keras (Hard Splint)
Tahap pertama dalam melakukan pembidaian adalah
menggunakan fabric stockinette dengan panjangnya disesuaikan
dengan bagian yang akan dilakukan pembidaian (2 inci dari materi
bidai) dan dipotong pada bagian ujung untuk jari-jari. Lakukan
pemasangan bantalan pada olecranon (untuk lengan bawah) dan
bagian menonjol lainnya untuk mencegah ulkus dekubitus dan
membiarkan proses edema tetap berjalan. Tebal bantalan 2-3 lapis,
sedangkan pada tonjolan tulang ditambah 2-3 lapis. Pemberian
bantalan yang berlebihan harus dihindari pada bagian anterior sendi
dan siku karena akan memberikan tekanan dan pembengkakan di area
bawah bidai.
Balutan pada bidai dilakukan dari distal ke proksimal dengan tujuan
untuk menghindari kompresi berlebihan pada ekstremitas. Setelah
dilakukan pembidaian, maka harus diperiksa kembali apakah
imobilisasi sudah adekuat, kesesuaian dengan posisi anatomis,
kekuatan bidai, dan kenyamanan pasien dengan bidai yang terpasang.
Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan motorik, sensorik, denyut nadi,
25
MODUL PRAKTIKUM