Page 122 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 122

Ringkasan

              Gubernur  Jawa  Barat  Ridwan  Kamil  meminta  masyarakat  bijak  dalam  menilai  kebijakan
              pemerintah  daerah  soal  penetapan  Upah  Minimum  Kota/Kabupaten  (  UMK  ).  Terlebih
              membandingkan  dengan  Daerah  Khusus  Ibukota  Jakarta  (  DKI  Jakarta  )  yang  memiliki
              kekhususan otonomi dibanding pemerintah daerah provinsi lainnya.



              RIDWAN KAMIL: SOAL UMK JABAR DAN DKI JANGAN DIBANDING-BANDINGKAN
              Gubernur  Jawa  Barat  Ridwan  Kamil  meminta  masyarakat  bijak  dalam  menilai  kebijakan
              pemerintah  daerah  soal  penetapan  Upah  Minimum  Kota/Kabupaten  (  UMK  ).  Terlebih
              membandingkan  dengan  Daerah  Khusus  Ibukota  Jakarta  (  DKI  Jakarta  )  yang  memiliki
              kekhususan otonomi dibanding pemerintah daerah provinsi lainnya.
              "Kalau ngomongin upah ya harus paham juga. Jakarta itu enggak ada UMKnya, dia tidak ada
              ajuan dari Bupati Walikota nya. Jadi seorang Gubernur DKI bisa mengkoreksi," ujar Ridwan Kamil
              di Gedung Sate, Selasa 28 Desember 2021. Menurut dia, logika tersebut jangan disamaratakan
              dengan gubernur lainnya.

              "Gubernur yang non DKI itu kayak tukang pos, stempel usulan dari bawahnya. Kalau usulan
              tidak  berubah  dan  tidak  ada  perubahan  kan,  jadi  Jawa  Barat  tidak  berubah  karena  Bupati
              Walikota tidak ada yang mengusulkan revisi-revisi sampai detik-detik terakhir," tuturnya.
              "Jadi kalau seolah-olah harapannya gubernur Jabar merevisi. Artinya saya disuruh melanggar
              aturan karena kewenangan Gubernur di luar DKI. Maka jangan dibanding-bandingin," ucapnya.

              Sebelumnya, gelombang aksi massa serikat pekerja/buruh Jawa Barat belum berhenti. Mereka
              tetap  menuntut  Pemerintah  Provinsi  Jawa  Barat  untuk  merevisi  besaran  Upah  Minimum
              Kota/Kabupaten ( UMK ) 2022 yang telah ditetapkan pada 30 November 2021 lalu.

              Ribuan  buruh  dari  berbagai  daerah  memadati  Jalan  Diponegoro  tepatnya  di  depan  halaman
              Kantor Gubernur Jabar, Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa 28 Desember 2021.

              Ketua DPD K-SPSI Jabar Roy Jinto mengatakan, aksi buruh yang digelar saat itu isunya sama
              dengan tuntutan yang sebelumnya. Bahwa hanya satu tuntutan adalah meminta Gubernur Jawa
              Barat untuk melakukan revisi terhadap keputusan upah minimum yang sudah diterbitkan pada
              tanggal 30 November kemarin.

              "Dasarnya adalah pertama putusan MK yang kedua adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi
              Indonesia maupun Jawa Barat sedang dalam kondisi bagus, kemudian Bappenas juga merilis,
              dengan kenaikan upah minimum tahun 2022, 5,1% Pak Suharso Monoarfa menyampaikan maka
              akan meningkatkan daya beli paling tidak Rp 180 triliun," ujarnya.

              Menurut dia, artinya kenaikan upah ini penyesuaian agar penghasilan kaum buruh tidak merosot
              dan kenaikan upah akan menyesuaikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

              "Dasar ketiga adalah Gubernur DKI (Anies Baswedan) sudah secara resmi merevisi keputusan
              upah minimumnya yang sudah dirilis diberbagai media termasuk kepgubnya. Dan hari ini yang
              lebih luar biasa kadin DKI sangat setuju kenaikan upah 5,1 persen yang diterbitkan Gubernur
              DKI," ujar dia.

              Artinya, lanjut Roy, tidak ada alasan pengusaha untuk tidak menaikan upah minimum. Hal itu
              hanya tinggal menunggu keberanian Gubernur Jawa Barat saja sebenarnya.


                                                           121
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127