Page 167 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 DESEMBER 2021
P. 167

tidak ada satu konsideran pun dalam Kepgub 1517 yang sekarang itu kepada PP No.36. Padahal
              yang  ditetapkan  UMP.  Ini  yang  sangat  kami  keberatan,"  kata  Nurjaman  saat  dihubungi  KBR
              melalui sambungan telepon, Kamis (30/12/2021).

              Menurut Nurjaman, sebagai pemerintah, Anies seharusnya mengawal dan menjaga berjalannya
              regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, bukan justru melanggarnya.

              Apalagi, Anies mengancam akan memberikan sanksi bagi pengusaha yang melanggar revisi UMP
              2022 yang naik sebesar 5,1 persen itu.

              "Sudah ada aturan tapi kenapa tidak dipakai. Aturan itu punya siapa. Pak Anies kan sebagai
              regulator. Ada aturan mestinya pemerintah itu mengawal regulasi dan sistem. Jangan kami yang
              seolah sekarang ini mengawal aturan, pemerintah yang melanggar aturan. Itu terbalik. Kenapa?
              Kami kan objek daripada regulasi, objek dari Pp 36. Kami mengawal PP 36, dari pemerintah
              sendiri melanggar PP 36 ini yang menjadi concern kami dari Apindo untuk melakukan sesuatu
              yang baik pada anggota dan pengusaha karena tidak sesuai regulasi," ujar dia.
              Nurjaman  mengatakan,  ketetapan  yang  digaungkan  oleh  Anies  tersebut  berdampak  besar
              terhadap sejumlah wilayah, utamanya di kota-kota besar.

              Apalagi,  Jakarta  masih  dipandang  sebagai  barometer  nasional.  Dia  menuturkan,  saat  ini
              mayoritas buruh di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur sudah mulai angkat suara meminta
              porsi besaran kenaikan upah minimum yang sama seperti di Jakarta.

              Nurjaman mengatakan eputusan Anies tersebut membuat situasi pengusaha semakin runyam
              setelah  adanya  aturan  penetapan  UMP  sebesar  5,1  persen  yang  tertuang  dalam  Keputusan
              Kepala Dinas (Kepdin) Ketenagakerjaan dan Transmigrasi DKI Jakarta.

              "Lalu Kepgub lagi ada aturan yang diadakan oleh Kepdis, keputusan Kepala Dinas. Makin runyam
              lagi ini urusan, makin nggak bener lagi aturan. Masa sekali ber-Kepgub mesti diatur lagi oleh
              Kepdis. Ini yang saya masih dalam perbincangan dan diskusi terkait permasalahan tersebut,"
              tambahnya.

              Ke depan, lanjutnya, Apindo akan menempuh sejumlah langkah sebagai aksi penolakan terhadap
              keputusan  Gubernur  DKI  Jakarta  menaikkan  UMP  sebesar  5,1  persen  itu.  Saat  ini,  katanya,
              Apindo berupaya berdiskusi dengan pemerintah untuk mengambil solusi dan tindakan yang tepat
              terhadap keputusan itu.

              Editor: Agus Luqman

























                                                           166
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172