Page 50 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 DESEMBER 2021
P. 50

Apindo lantas mengimbau seluruh perusahaan di Jakarta untuk tidak menerapkan revisi UMP
              DKI Jakarta 2022 sembari menunggu keputusan PTUN berkekuatan hukum tetap. Perusahaan
              juga diminta tetap mengikuti Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1395/2021.

              Sementara  itu,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnkaer)  menilai  kebijakan  Gubernur  Anies
              Baswedan  soal  menetapkan  upah  minimum  provinsi  atau  UMP  DKI  Jakarta  akan  timbulkan
              kegaduhan di tengah masyarakat.

              Penetapan Keputusan Gubernur DKI Jakarta NO. 1517/2021 yang menetapkan kenaikan UMP
              Jakarta 2022 sebesar 5,1% dari yang sebelumnya 0,8% tidak sesuai ketentuan.

              “Penetapan upah yang tidak berdasarkan ketentuan yang berlaku akan menimbulkan polemik di
              masyarakat, seperti yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta,” ujar Kepala Biro Humas Kemnaker,
              Chairul Fadhly Harahap lewat keterangannya kepada Bisnis, Kamis (30/12).

              Kemnaker, lanjut Chairul, siap memediasi pihak-pihak yang berselisih terkait dengan penetapan
              UMP DKI Jakarta Tahun 2022. Dia juga menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan
              Kemendagri dalam rangka pembinaan dan pengawasan kebijakan.

              “Kemnaker siap hadir untuk memfasilitasi jika ada perbedaan pandangan termasuk kenaikan
              upah minimum di DKI, karena unsur pembinaannya yang kita kedepankan,” tuturnya.

              Pemerintah telah memberlakukan PP No. 36/2021 tentang Pengupahan sebagai landasan hukum
              penetapan Upah Minimum (UM) di seluruh daerah di Indonesia. Pemerintah, lanjut dia, berharap
              seluruh Pemerintah Daerah dalam menetapkan UM di daerahnya untuk mengacu pada ketentuan
              yang berlaku.

              “Sikap kita adalah penetapan Upah Minimum (UM) harus tetap mengacu pada PP No. 36/2021
              tentang Pengupahan,” katanya.
              Menurutnya,  ketentuan  pengupahan  yang  diatur  dalam  PP  tersebut  telah  berdasarkan
              kesepakatan unsur pemerintah, pengusaha, dan pekerja/buruh.

              “Upah Minimum itu penetapannya telah disepakati oleh tiga pihak, upah itu memang hak pekerja
              tapi juga harus diingat dan disesuaikan dengan kemampuan pengusaha,” ujarnya.

              TIDAK ADA REVISI
              Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta Andri Yansyah
              memastikan  tidak  ada  lagi  revisi  terhadap  penetapan  UMP  DKI  Jakarta  di  SK  Gubernur  DKI
              Jakarta No. 1517/2021 tentang UMP DKI 2022.

              Hal tersebut disampaikan oleh Andri di luar ruang rapat di Komisi B DPRD DKI Jakarta pada
              Senin (27/12). “Tidak ada kemungkinan UMP DKI Jakarta 2022 direvisi lagi,” katanya.

              Sementara itu, untuk perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan bisnis, jelasnya, Pemprov
              DKI  masih  menyediakan  ruang  di  dalam  SK  Gubernur  No.  1517/2021.  Dengan  kata  lain,
              sambungnya, masih terbuka untuk menyesuaikan kondisi perusahaan dengan UMP DKI 2022.


              “Di SK tersebut ada ruang. Bagi pengusaha yang memang tidak tumbuh akan dibahas lagi di
              Dewan Pengupahan,” sambungnya.

              Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Manuara Siahaan mewanti-wanti Pemerintah
              Provinsi DKI Jakarta soal dualisme kebijakan publik terkait dengan revisi upah minimum provinsi
              (UMP) senilai 5,1%.



                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55