Page 86 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 DESEMBER 2021
P. 86

LUSA SUDAH GANTI TAHUN, UMP 2022 DKI JAKARTA MASIH RUNYAM!

              Dalam sehari ke depan hari sudah berganti menjadi 2022, namun hingga kini ketentuan upah
              minimum provinsi (UMP) di DKI Jakarta masih menjadi perdebatan antara pengusaha, buruh,
              dan pemprov DKI Jakarta.

              Pada pertengahan Desember, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Keputusan
              Gubernur  DKI  Jakarta  1517/2021  tentang  UMP  Jakarta  2022  sebagai  revisi  dari  Kepgub
              1395/2021 yang ditetapkan tanggal 19 November 2021.

              Akibatnya,  berbeda  dengan  tahun-tahun  sebelumnya  dimana  pada  awal  November  biasanya
              ketentuan  upah  minimum  sudah  jelas.  Saat  ini  ketidakjelasan  bagi  dunia  usaha.  Ketika
              perusahaan sudah harus mulai menghitung anggaran untuk sumber daya manusianya di tahun
              depan, namun kini ketentuannya menjadi tidak jelas. Para buruh pun belum mengetahui nilai
              upah mana yang bakal diterima tahun depan.

              "Dalam waktu dekat kami akan sampaikan ke teman-teman pengusaha agar tunggu informasi
              dari kami terkait pertanyaan dari pelaksanaan SK Gubernur nomor 1517. Tunggu kabar dari
              kami, langkah-langkah kami seperti apa," kata Wakil Ketua Apindo DKI Jakarta Nurjaman dalam
              konferensi pers, Kamis (30/12/21).

              Penyebab lamanya perdebatan UMP tidak lepas akibat munculnya peraturan baru dalam PP 36
              tahun 2021 tentang Pengupahan sebagai turunan dari UU Cipta Kerja. PP tersebut menggantikan
              PP  78  tahun  2015  tentang  Pengupahan  yang  sudah  digunakan  sebagai  acuan  pengupahan
              selama beberapa tahun terakhir.

              Pengusaha menuding Anies tidak menggunakan aturan baru PP 36/2021 sebagai dasar dalam
              perhitungan upah. Untuk itu, mereka juga menyampaikan protesnya.

              "Keberatan kami sudah disampaikan kepada Pak Gubernur dan pengusaha di DKI untuk bersabar
              info dari kami sambil menunggu ketentuan kepastian hukum yang berlaku mengenai ump DKI.
              Kami  sarankan  melaksanakan  UMP  DKI  sesuai  kepgub  1.395  yang  udah  sesuai  ketentuan
              peraturan perundang-undangan yakni PP 36 tahun 2021," ujarnya.

              Di lain sisi, Anies mengancam kalangan pengusaha yang tidak menjalankan keputusan tersebut
              dengan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengusaha bisa mendapat sanksi
              jika tidak mengikuti aturannya, yakni menetapkan UMP sebesar Rp 4.641.854 per bulan.

              "Perusahaan yang melanggar ketentuan dalam diktum ketiga, keempat dan kelima dikenakan
              sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," tulis Anies.

              Selain itu, Anies juga meminta kepada kalangan pengusaha bisa membayar upah sesuai dengan
              kenaikan yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi. "Pengusaha dilarang membayar upah lebih
              rendah dari UMP yang ditetapkan dalam diktum kesatu," tulis Anies.(hoi/hoi).

















                                                           85
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91