Page 40 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2020
P. 40

Timboel mengatakan, target 5,6 juta peserta yang terjaring dalam program ini bukanlah angka
              yang kecil. Selain perlu dipastikan bantuan tersebut disalurkan dengan tepat, dia pun mendesak
              agar  sasaran  dalam  setiap  gelombang  dapat  diperbanyak  mengingat  angka  pengangguran
              selama pandemi Covid-19 yang bertambah.

              Mengenai  kemelut  pelatihan  daring  yang  menjadi  persyaratan  dalam  penyaluran  insentif,
              Timboel pun mengemukakan bahwa peserta program seharusnya mendapat keleluasaan untuk
              memilih.  Di  tengah  terbatasnya  kesempatan  untuk  meningkatkan  kemampuan  (upskilling)
              selama pandemi, peserta seharusnya bisa memilih apakah pelatihan dapat dilakukan saat ini
              atau menundanya untuk waktu yang akan datang.

              Dia kembali menekankan, penyaluran bantuan tunai harus menjadi prioritas agar efek ungkit
              daya beli program ini membuahkan hasil.
              Terkait  opsi  pelatihan  offline,  Direktur  Komunikasi  Manajemen  telaksana  Prakerja  Panji
              Winanteya Ruky menyatakan, dana yang harus dikeluarkan untuk mengikuti pelatihan secara
              offline  cenderung  lebih  besar  dibandingkan  dengan  secara  daring  dari  yang  disediakan
              pemerintah senilai Rpl juta.

              "Bantuan untuk peserta hanya Rpl juta tapi kenyataannya pelatihan offline lembaga pelatihan
              rata-rata nilainya Rp5 juta. Jadi perlu dilihat lagi," ungkap Panji.

              HASIL SURVEI

              Sementara itu, survei kepuasan penerima manfaat Kartu Prakerja yang dilaksanakan oleh Tim
              Nasional  Percepatan  Penanggulangan  Kemiskinan  (TNP2K)  menunjukkan  bahwa  4.105
              responden memanfaatkan bantuan tunai Kartu Prakerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-
              hari.

              Selain  itu,  sekitar  96,7%  responden  pun  menyatakan  setuju  bahwa  program  ini  memberi
              bantuan  biaya  yang  dapat  meringankan  biaya  hidup  sekaligus  pelatihan  selama  pandemi.
              Adapun, 80,8% penerima manfaat Kartu Prakerja tidak memiliki pekerjaan atau menganggur
              saat  melakukan  pelatihan  Dalam  jajak  pendapat  yang  dilakukan  lembaga  survei  Indikator
              terhadap 1.200 responden, sebanyak 38,7% responden tidak setuju dengan program pelatihan
              daring yang terintegrasi dalam Kartu Prakerja. Sementara itu, 10,2% menyatakan sangat tidak
              setuju.
              Adapun, 25,3% responden setuju dengan program tersebut dan 4,5% sangat setuju.

              Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati menilai, respons positif dari para penerima manfaat lebih
              banyak dipicu oleh bantuan tunai alih-alih dari pelatihan yang dijalani. Penyaluran insentif yang
              baru menyasar ratusan ribu orang pun disebutnya turut mengonfirmasi asumsi bahwa daya
              ungkit bantuan sosial program Kartu Prakerja amat minim terhadap tingkat konsumsi.

              "Hal ini tecermin dari inflasi Mei yang sangat rendah, padahal bertepatan dengan Idulfitri," ujar
              Enny.

              Menurutnya, minimnya daya ungkit tingkat konsumsi dari program ini juga disebabkan oleh
              kecilnya nilai bantuan langsung. Dari total anggaran sebesar Rp20 triliun, sebesar Rp5,6 triliun
              dianggarkan untuk dana pelatihan, dana insentif sebesar Rp13,45 triliun, dana survei Rp840
              miliar, dan dana PMO senilai Rp 100 juta.

              Enny pun menilai, pencairan insentif yang baru dinikmati sebagian peserta terdaftar dan diikuti
              dengan  penundaan  pendaftaran  gelombang  keempat  bisa  memicu  semakin  besarnya  moral
              hazard dari program ini.

                                                           39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45