Page 58 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2020
P. 58

Setelah iuran BPJS Kesehatan dipastikan kembali naik, kini para pekerja harus bersiap merelakan
              gajinya dipangkas lebih dalam dengan adanya tabungan perumahan.

              Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 25/2020 tentang Penyelenggaran Tabungan Perumahan
              Rakyat (Tapera), pemerintah memperluas target program tabungan perumahan (Tapera) dari
              yang  semula  hanya  Pegawai  Negeri  Sipil  (PNS),  Polri,  dan  TNI  menjadi  mencakup  pekerja
              mandiri.



              TIMBANGMENIMBANG BEBAN PEKERJA

              Setelah iuran BPJS Kesehatan dipastikan kembali naik, kini para pekerja harus bersiap merelakan
              gajinya dipangkas lebih dalam dengan adanya tabungan perumahan.

              Amanda K. Wardhani

              Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 25/2020 tentang Penyelenggaran Tabungan Perumahan
              Rakyat (Tapera), pemerintah memperluas target program tabungan perumahan (Tapera) dari
              yang  semula  hanya  Pegawai  Negeri  Sipil  (PNS),  Polri,  dan  TNI  menjadi  mencakup  pekerja
              mandiri.

              Pemerintah mewajibkan masyarakat pekerja dan pekerja mandiri untuk menjadi peserta Tapera.
              Pekerja yang berusia paling rendah 20 tahun atau sudah menikah diharuskan menjadi peserta.

              Nantinya, para pekerja akan dikenai iuran sebesar 3%, dengan perincian 2,5% dari pekerja dan
              0,5% dari pengusaha. Sebaliknya, iuran pekerja mandiri ditanggung sendiri seluruhnya oleh
              pekerja yang bersangkutan.

              Meski sasaran diperluas, pemerintah menjamin program ini baru berlaku bagi PNS, TNI, dan
              Polri  mulai  2021.  Selebihnya,  akan  dilakukan  secara  bertahap  bagi  BUMN,  swasta,  maupun
              pribadi, termasuk pekerja yang berstatus Warga Negara Asing (WNA), selama 7 tahun ke depan.

              "Jangan ada kekhawatiran, karena yang disasar adalah ASN (Aparatur Sipil Negara) dulu, yang
              selama ini sudah menabung di Bapertarum [Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan)," kata
              Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan
              Perumahan Rakyat (PUPR) Eko D. Heripurwanto saat konferensi pers secara daring, Jumat (5/6).

              Adapun, Bapertarum merupakan nama terdahulu dari Tapera.

              Pengamat  ketenagakerjaan  Timboel  Siregar  mengakui  bahwa  program  Tapera  memiliki  misi
              mulia untuk menyediakan rumah bagi seluruh rakyat.
              Data statistik pada 2015, menunjukkan backlog kepemilikan rumah di Indonesia sebanyak 11,4
              juta unit. Jumlah ini hanya menyusut sedikit dibanding posisi 2011, yakni sebanyak 13,5 juta
              unit.

              "Ini bagus, bagaimana pemerintah bisa menyediakan rumah untuk seluruh rakyat, targetnya 1
              juta  (rumah)  tiap  tahun.  Ini  masih  dianggap  kurang  sehingga  dengan  Tapera  bisa
              diekspektasikan lebih dari 1 juta tiap tahun untuk penyediaan rumah dengan sistem gotong
              royong sama seperti JKN [Jaminan Kesehatan Nasional)," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin
              (8/6).

              Namun,  ketika  mencermati  aturan  turunan  dari  UU  No.  4/2016  tentang  Tapera,  Timboel
              berpendapat mekanismenya menjadi tidak jelas. Pasalnya, program ini hanya dikhususkan bagi
              Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan kriteria gaji di bawah Rp8 juta.
                                                           57
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63