Page 28 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 28

Karena banyak yang salah sangka bahwa jam kerja hanya 40 jam seminggu tanpa diatur harinya.
              Sehingga pegawai bisa saja bekerja selama 10 jam dalam 4 hari. Padahal hari kerja tidak diubah
              seperti itu, melainkan senin sampai sabtu.

              Perubahan hari dan jam kerja juga "mengatur agar perusahaan atau pabrik memberlakukannya
              secara manusiawi.

              Karena ada oknum yang memaksa buruh untuk bekerja mulai jam 6 pagi hingga 5 sore alias 11
              jam sehari. Padahal maksimal hanya 8 jam dalam sehari. Kelebihan waktu kerja tidak dihitung
              lembur dan buruh bagaikan kerja seperti romusha.

              Begitujuga dengan waktu lembur. Penambahan waktu lembur bukanlah sebuah mimpi buruk.
              Durasi 4 jam lembur adalah waktu maksimal.

              Jika memang pekerjaan tambahan sudah selesai, tentu mereka boleh pulang, bukan? Hal ini
              bukanlah  sebuah  pemaksaan.  Namun  jika  ada  perusahaan  yang  memaksa,  mereka  bisa
              dilapoirkan ke Disnaker.

              Omnibus law RUU Cipta Kerja justru mengatur agar para pegawai tidak lembur hingga pagi buta
              dan melebihi batas maksimal. Karena kenyataannya, ada pegawai yang dipaksa bekerja ekstra
              di akhir bulan, atau akhir tahun, untuk menyelesaikan laporan keuangan. Pembatasan maksimal
              4 jam lembur justru menyelamatkan mereka dari praktek seperti itu.

              Lagipula jika jam lembur semakin banyak tentu makin banyak pula uang ekstra selain gaji yang
              diperoleh oleh pegawai. Jadi sebenarnya mereka bisa menghadapi peraturan ini dengan biasa-
              biasa saja dan berpikiran positif.

              Jika  mereka  dipaksa  lembur  oleh,  atasan  namun  tidak  dibayar,  bisa  langsung  melapor  ke
              Disnaker atau Kementrian Tenaga KerjaDalam RUU Cipta Kerja juga diatur jam istirahat pegawai,
              minimal 30 menit per hari, jam istirahat tidak termasuk jam kerja.

              Pengaturan jam istirahat ini juga penting, karena ada perusahaan yang hanya memberi waktu
              sekadar untuk beribadah dan makan siang, namun tak sampai 30 menit.

              Pegawai  diminta  untuk  tidak  panik  terhadap  perubahan  pengaturan  jam  dan  waktu  kerja,
              menjadi 40 jam seminggu dan 6 hari kerja, yang tercantum dalam omnibus law RUU Cipta Kerja.
              RUU ini dibuat untuk rakyat, jadi dipastikan tidak akan merugikan para pekerja.

              Jangan mudah terproyokasi dan baca dulu draft RUU agar batal mengadakan untuk rasa untuk
              menentangnya.

              Pemerintah merancang omnibus law RUU Cipta Kerja agar pengusaha dan pegawai sama-sama
              untung.  Karena  hal  ini  adalah  sebuah  simbiosis  mutualisme.  Pekerja  dibatasi  jam  kerja  dan
              lemburnya  serta  wajib  dapat gaji dan yang  lembur  yang  layak,  sesuai dengan  kebutuhan  di
              provinsinya.

















                                                           27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33