Page 53 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 53

Universitas  Padjadjaran  Susi  Dwi  Harijanti  membacakan  petisi  itu,  Rabu.  Petisi  itu  bentuk
              kepedulian dan tanggung jawab dunia akademik atas RUU Cipta Kerja.


              DEMO MELUAS, PROTOKOL KESEHATAN TERANCAM

              Unjuk  rasa  memprotes  Rancangan  Undang-Undang  Cipta  Kerja  meluas,  Rabu.  Pemerintah
              menegaskan, RUU ini hadir bagi 2,92 juta pencari kerja dan 6 juta pekerja korban PHK.

              Meluasnya unjuk rasa terkait Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja pada Rabu (7/10/2020) di
              beberapa  wilayah  Indonesia  berkonsekuensi  memunculkan  kluster  baru  penularan  Covid-19.
              Antisipasi perlu dilakukan agar pandemi tidak meluas di tengah penyampaian aspirasi tersebut.

              Terkait itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengimbau seluruh
              elemen publik menahan diri dengan  tidak berdemo karena bisa menimbulkan masalah baru.
              "Sebaiknya  semua  elemen  masyarakat  menahan  diri  dan  menerima  keputusan  DPR  sebagai
              realitas politik," kata Mu'ti.

              Mu'ti  menegaskan,  sejak  awal,  Muhammadiyah  sudah  meminta  DPR  menunda,  bahkan
              membatalkan  pembahasan  RUU  Cipta  Kerja.  Selain  karena  masih  masa  pandemi  Covid-19,
              ketentuan dalam RUU itu banyak memicu kontroversi.

              Masyarakat, lanjut Mu'ti, diharapkan memilih jalan konstitusional dengan mengajukan uji materi
              ke  Mahkamah  Konstitusi  jika  menemukan  pasal  yang  memberatkan  atau  merugikan.
              Penyampaian  keberatan  melalui  unjuk  rasa  tak  akan  menuntaskan  problem,  bahkan
              menimbulkan permasalahan baru karena digelar saat pandemi belum terkendali.

              Adapun Ketua MPR Bambang Soesatyo mengimbau masyarakat yang belum bisa menerima RUU
              Cipta Kerja untuk berdialog dengan pemerintah dan DPR, terutama terkait pa-sal-pasal yang
              dianggap merugikan buruh.

              Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Ari Fahrial Syam mengingatkan, unjuk
              rasa terkait RUU Cipta Kerja berisiko menimbulkan kluster baru penularan Covid-19 di kalangan
              pendemo.  Sebab,  sebagian  demonstran  tidak  mematuhi  protokol  kesehatan,  antara  lain
              berkerumun dan tidak mengenakan masker dengan benar.

              "Unjuk rasa bisa menjadi kluster-kluster baru penularan dan memicu peningkatan kasus Covid-
              19, seperti pernah terjadi di Amerika Serikat. Apalagi, pengunjuk rasa tidak menjaga jarak, tidak
              mengenakan  masker  dengan  benar,  dan  melepas  masker  untuk  minum  karena  kehausan,"
              tuturnya.

              Diikuti mahasiswa

              Dari  pantauan  tim  Kompas,  unjuk  rasa  memprotes  RUU  Cipta  Kerja,  Rabu,  berlangsung  di
              Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa
              Tenggara  Barat,  dan  Sulawesi  Tenggara.  Selain  oleh  buruh,  unjuk  rasa  diikuti  mahasiswa.
              Demonstrasi di depan Kantor DPRD Lampung berakhir ricuh. Sejumlah mahasiswa terluka dan
              ditangkap polisi. Beberapa polisi juga terluka.

              Ribuan orang dari kalangan mahasiswa dan siswa SMK serta buruh juga berunjuk rasa di Kantor
              DPRD Sumbar di Padang. Unjuk rasa diwarnai pelemparan batu terhadap polisi.

              Meskipun dalam ajakan aksi para peserta diminta menerapkan protokol kesehatan, sebagian tak
              mengindahkan. Pendemo berdesakan. Sebagian pengunjuk rasa tidak memakai atau melepaskan
              masker mereka.


                                                           52
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58