Page 52 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 JULI 2020
P. 52

Sejumlah kluster baru yang ditemukan pada Sabtu (26/7/2020), antara lain, lima rumah sakit
              dan  satu  puskesmas  di  Jayapura,  kompleks  perumahan  di  Karawang,  permukiman  di  enam
              kecamatan di Gresik, Jawa Timur, dan komunitas bersepeda di Blitar, Jawa Timur.

              Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan kembali penerapan sif
              kerja sesuai protokol kesehatan. Lebih jauh, ia meminta agar sif kerja di kantor tak berlaku
              untuk karyawan dengan penyakit komorbid karena rentan ketika tertular.

              Bukan saatnya melonggarkan

              Masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berjalan  beberapa bulan terakhir
              belum efektif menekan kasus Covid-19. Sebagian warga mulai mengendurkan kewaspadaan
              dengan menanggalkan protokol kesehatan.

              Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Tri
              Yunis Miko menilai, selama PSBB transisi, justru banyak kemunculan kluster penularan baru.
              Pada Senin (27/7), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia 100.303 pasien dengan positivity
              rate 12,41 persen. Positivity rate adalah rasio antara jumlah kasus positif dan total tes yang
              dilaksanakan.

              Di Jakarta, jumlah kasus positif 19.473 pasien dengan rekor penambahan tertinggi sebanyak
              472 pasien per hari. Minggu (26/7), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menuturkan,
              angka rata-rata temuan kasus positif 5,9 persen. Baik angka positivity rate di tingkat nasional
              maupun wilayah Jakarta belum memenuhi standar aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia
              (WHO), yakni di bawah 5 persen.

              "Situasi selama PSBB transisi juga tak menandakan penurunan kasus harian. Di satu sisi, warga
              malah kerap menganggap situasi PSBB sekarang telah normal seperti tidak ada pandemi Covid-
              19," ucap Tri saat dihubungi, Senin.

              Kondisi yang menyulitkan juga adalah terlalu banyak pelonggaran aktivitas selama PSBB transisi.
              Di  Jakarta,  kaum  pelaju  dari  wilayah  Jakarta  kembali  melakukan  mobilitas  seperti  hari-hari
              normal. Sejumlah jalan protokol semakin padat pada jam kantor.

              Dia khawatir kemunculan kluster penularan baru saat ini sebenarnya adalah implikasi mobilitas
              warga  yang  semakin  tak  terkendali.  Begitu  pula  tentang  kluster  penularan  Covid-19  di
              perkantoran, bisa jadi penularan justru terjadi saat perjalanan  menuju kantor. "Mobilitas warga
              saat ini memungkinkan penularan terjadi i saat perjalanan menuju kantor atau tempat tujuan
              lainnya. Seperti di Jakarta, saat jam kantor adalah momen terpadat. Saya meyakini sebagian
              penularan ini terjadi saat dalam perjalanan ," ungkapnya.

              Kondisi tersebut juga diperparah dengan berbagai sektor pusat belanja dan tempat sejenisnya
              yang memungkinkan warga berkerumun. Dengan kata lain, ada semakin banyak opsi bepergian
              warga pada masa PSBB transisi.

              Tri menekankan, situasi ideal untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19 adalah PSBB secara
              ketat.  Pergerakan  warga  yang  melaju  di  Jakarta,  misalnya,  harus  dicegah  karena  risiko
              penularannya  cukup  besar.  Berbagai  kegiatan  mobilitas,  menurut  dia,  memang  semestinya
              dibatasi.

              Walakin, Tri juga memahami pemerintah ingin warga tetap bisa menjalankan kegiatan ekonomi
              pada  masa  PSBB  Karena  itu,  dia  menyarankan  ada  prioritas  sektor  tertentu  yang  berjalan
              selama  PSBB,  dipertimbangkan  dari  sektor  yang  benar-benar  vital.  Pembatasan  juga  bisa
              dilakukan dengan sif harian ketat bagi wilayah perkantoran.



                                                           51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57