Page 131 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 131

Penolakan UU Cipta Kerja datang dari Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik Mesin Serikat
              Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) Jatim. Ketua DPD FSP LEM SPSI Jatim Ali Muchsin
              sangat kecewa dengan pengesahan tersebut. Pihaknya memprotes pengesahan yang tergesa-
              gesa dan cenderung dipaksakan

              Pembahasannya juga dinilai tidak transparan. "Secara etika dan moral, pengesahan UU ini sudah
              salah. Apalagi soal isinya," kata Ali kepada Jawa Pos kemarin (6/10).

              Sebagai bentuk solidaritas nasional, tutur dia, pihaknya mengadakan demonstrasi besar-besaran
              besok (8/10). Diperkirakan, lebih dari 15 ribu buruh se-Jatim turun ke jalan.

              Mereka bakal mengepung kantor DPRD Jatim di Jalan Indrapura. Mereka mendesak DPRD Jatim
              sebagai perwakilan rakyat Jatim untuk ikut menyampaikan penolakan ke Jakarta. "Meski menjadi
              kewe-nangan  pusat,  solidaritas  ba-pak-bapak  anggota dewan  di  Jatim  sangat  kami  perlukan
              sebagai bentuk dukungan moral," ujar Ali.

              Menurut dia, banyak alasan yang membuat pihaknya menolak UU Gpta Kerja. Regulasi yang
              mengumpulkan  78  undang-undang  menjadi  om-nibus  law  itu  dinilai  terlalu  berpihak  kepada
              pengusaha dan merugikan kalangan pekerja. Khususnya pada klaster

              ketenagakerjaan.

              Salah satu poin yang banyak disorot terkait dengan pengurangan pesangon bagi pekerja bila
              terjadi  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK).  Dalam  Undang-Undang  (UU)  13/2003  tentang
              Ketenagakerjaan,  jumlah  maksimal  pesangon  diatur  sebanyak  32  kali  gaji.  Namun,  dalam
              omnibus  law,  jelas  Ali, pesangon  dikurangi  menjadi  25  kali gaji. Perinciannya,  19  bulan  gaji
              dibayar pelaku usaha dan 6 bulan gaji dibayar pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan. "Ini
              jelas merugikan teman-teman pekerja," ucapnya.

              Selain  itu,  hak  cuti  haid  bagi  pekerja  perempuan  dihilangkan.  Dalam  UU  13/2003,  pekerja
              perempuan  diberi  dua  hari  libur  dengan  gaji  dibayar  penuh.  Selain  itu,  SPSI  menyorot
              kemudahan bagi tenaga kerja asing (TKA) yang unskilled worker alias pekerja kasar untuk bisa
              masuk Indonesia Aturan dalam UU Cipta Kerja dinilai akan semakin memberatkan pekerja lokal
              dalam mendapatkan pekerjaan.

              Padahal, sebelumnya hanya TKA dengan keahlian tertentu yang boleh masuk Indonesia sebagai
              bentuk  transfer  keterampilan  ke  pekerja  lokal.  "Di  Jatim  sudah  ada  ribuan  TKA.  Dengan
              berlakunya omnibus law ini, Indonesia pasti bakal dibanjiri TKA," paparnya.

              Di sisi lain, buruh juga tidak terima dinilai memiliki produktivitas yang rendah. FSP LEM SPSI
              Jatim mengklaim terus menggenjot anggotanya agar memiliki produktivitas yang tinggi dalam
              bekerja. Berbagai pelatihan untuk meningkatkan skill pun dilakukan secara terus-menerus dan
              berkala.  "Jadi,  produktivitas  ini  bukan  hanya  tanggungja-wab  perusahaan.  Kami  juga  ikut
              memperhatikan kualitas anggota," tuturnya.
              Sementara itu, kemarin siang berlangsung unjuk rasa di depan kantor DPRD Jatim. Penyampaian
              aspirasi itu diikuti sekitar 300 buruh. Mereka mengadakan aksi mulai pukul 13.00 hingga 14.30.
              Massa meminta anggota DPRD Jatim ikut menolak UU Cipta Kerja. "Kami akan turun dengan
              massa lebih besar," seru Suhono, koordinator aksi. (mar/cl4/git)
              caption:

              DENGAR ASPIRASI KAMI: Ratusan buruh dari berbagai aliansi serikat pekerja melakukan konvoi
              di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, menuju gedung DPRD Provinsi Jawa Timur. Mereka menolak
              pengesahan UU Cipta Kerja yang dinilai banyak merugikan para pekerja.


                                                           130
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136