Page 136 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 136

Pengadangan  dan  pencegahan  buruh  berangkat  ke  Jakarta  telah berlangsung  sejak  kemarin
              hingga hari ini, contohnya di kawasan industri Bekasi dan Tangerang. Pada Selasa (6/10), pihak
              Polres Metro Tangerang Kota pun memastikan pihaknya tidak akan mengizinkan buruh di wilayah
              Kota Tangerang, Banten untuk bergerak ke Jakarta.

              Pihaknya melakukan upaya penyekatan di sejumlah titik agar para buruh tidak masuk ke Ibu
              Kota untuk melakukan aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Cipta Kerja Ombnibus Law.
              "Kami pastikan tidak ada massa buruh yang akan berangkat ke Jakarta," ujar Kapolres Metro
              Tangerang Kota, Komisaris Besar Polisi Sugeng Hariyanto kepada wartawan, Selasa, (6/10).

              Sugeng  mengatakan,  penyekatan  di  beberapa  titik  dilakukan  terhadap  massa  buruh.  Di
              antaranya dilakukan di wilayah Batuceper, Kreo, Ciledug, dan perbatasan antara Kota Tangerang
              dan  Kabupaten  Tangerang.  "Penyekatan  kami  lakukan  di  berbagai  wilayah  hukum  kami,"
              ungkapnya.

              Sementara di arah Bitung, lanjutnya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polres Tangerang
              Selatan untuk melakukan pengamanan dan penyekatan. Adapun, terkait dengan adanya aktivitas
              sweeping yang dilakukan para buruh ke pabrik-pabrik, Sugeng mengatakan hal tersebut tidak
              ada.  Menurut  penuturannya,  massa  buruh  hanya  melakukan  sosialisasi  mengenai  penolakan
              terhadap UU Cipta Kerja Omnibus Law.

              "Mereka hanya sosialisasi saja," tegasnya.

              Penyekatan juga terjadi di Jakarta. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi
              Yusri  Yunus  menyatakan,  untuk  mencegah  terjadinya  demonstrasi  di  Jakarta,  pihaknya
              melakukan  melakukan  penyekatan  di  beberapa  titik  keberangkatan  buruh  dari  luar  menuju
              Jakarta.  Sebanyak  9.236  personel  gabungan  dari  TNI-Polri,  dan  pemerintah  setempat  pun
              disiagakan guna mengantisipasi unjuk rasa para buruh menolak UU Cipta Kerja.

              "Kesiapan  kami  tetap  mengantisipasi,  Polda  Metro  Jaya  bersama  TNI  dan  juga  pemerintah
              provinsi dalam hal ini Satpol PP kita sudah siapkan petugas di situ. Kami mengamankan tempat
              yang menjadi jalurnya titik yang krusial," tegas Yusri di Kompleks Polda Metro Jaya, Jakarta
              Selatan, Selasa (6/10).

              Oleh  karena  itu,  Yusri  menghimbau  agar  tidak  ada  massa  yang  menggelar  aksi  demontrasi.
              Apalagi  saat  ini  masih  dalam  masa  pandemi  Covid-19  dan  angka  kasus  positif  pun  belum
              menunjukkan bakal melandai.

              Maka  dikhawatirkan  demo  yang  dilakukan  akan  membuat  klaster  baru.  Mengingat  kegiatan
              demonstrasi  berpotensi  mengabaikan  protokol  kesehatan.  "Tidak  usah  turun,  tidak  usah
              berkumpul ramai dan mari taati aturan peraturan kesehatan yang ada salah satunya adalah
              menghindari kerumunan karena ini bisa membuat klaster baru lagi nantinya," tutur Yusri.

              In Picture: Aksi Buruh Blokir Jalan di Kabupaten Bandung Demo besar 8 Oktober Setelah memulai
              aksi mogok kerja sejak Selasa (6/10), sejumlah buruh di kawasan Tangerang, Provinsi Banten
              akan  dilanjutkan  hari  ini.  Ketua  Federasi  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (KSPSI)  Dewan
              Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi Banten, Dedi Sudrajat menuturkan, apabila aspirasi mereka
              tetap  tidak  didengar  dan  diterima  oleh  pihak  pemerintah  maupun  DPR  RI,  pihaknya  akan
              melakukan aksi besar-besaran pada Kamis (8/10). "Kalau (aksi) tanggal 6 dan 7 (Oktober 2020)
              tidak didengar, maka tanggal 8 (Oktober 2020) kita akan aksi ke Istana Negara. Dan itu besar-
              besaran sudah pasti," kata Dedi kepada Republika, Selasa (6/10).

              Dedi menjelaskan, masih ada cara yang bisa diperjuangkan oleh para buruh meskipun saat ini
              Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law sudah disahkan oleh DPR RI. Caranya adalah dengan
              mendorong  Presiden  mengeluarkan  peraturan  pemerintah  pengganti  undang-undang  atau


                                                           135
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141