Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 139

BURUH MOGOK KERJA, KSPSI BANTEN: INTINYA SETOP PRODUKSI

              TANGERANG  --  Ketua  Federasi  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (KSPSI)  Dewan  Pimpinan
              Daerah (DPD) Provinsi Banten, Dedi Sudrajat menyampaikan, para buruh di Banten pada Selasa
              (6/10), menggelar aksi mogok kerja. Agenda inti dari aksi tersebut adalah menghentikan aktivitas
              produksi di sejumlah pabrik.

              "Seluruh anggota kita yang ada di pabrik mematikan (aktivitas) produksi atau setop mesin, lalu
              keluar pabrik, dan kita berjemur di luar pabrik. Sebagian berjalan kaki ke jalan raya terdekat.
              Intinya adalah setop produksi hari ini," kata Dedi saat dihubungi Republika, Selasa (6/10). Aksi
              tersebut berlangsung selama 10 jam, yakni sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
              Adapun, titik-titik  lokasi aksi  berada  di  seluruh pabrik  se-Banten.  Salah  satu  yang  terbanyak
              adalah di Kota Tangerang yang memang merupakan kawasan industri dengan jumlah ribuan
              pabrik. "Lokasi aksinya di pabrik masing-masing.

              Jumlah industrinya kalau di Kota Tangerang kan hampir 2.500 lebih pabrik. Dan tadi mereka
              melakukan itu bersama-sama semua," terang Dedi. Hingga saat ini, Dedi menuturkan, pihaknya
              masih belum mendapatkan respons dari pihak manapun. Aksi mogok kerja tersebut, kata dia,
              akan berlanjut hingga pada Rabu (7/10). "Iya sampai dua hari," jelasnya.

              Dedi mengatakan, aksi yang berlangsung pada Selasa, berjalan dengan lancar dan aman. Untuk
              aksi pada Rabu, pihaknya ingin memastikan tetap berjalan dengan aman, serta yang terpenting
              pesan para buruh dalam aksi tersebut bisa tersampaikan. "(Aksi mogok kerjanya) aman. Kita
              hanya memastikan setop produksi saja. Karena itu kan bisa mematikan roda perekonomian,"
              tuturnya.  Dia  menyampaikan  harapan,  manajemen  perusahaan  atau  pengusaha  bisa  ikut
              bersuara tentang kondisi prihatinnya nasib para buruh.

              Dedi  menambahkan,  apabila  aspirasi  mereka  tetap  tidak  didengar  dan  diterima  oleh  pihak
              pemerintah maupun Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), para buruh bakal menggelar aksi besar-
              besaran pada Kamis (8/10). "Kalau (aksi) tanggal 6 dan 7 (Oktober 2020) tidak didengar, maka
              tanggal 8 (Oktober 2020) kita aksi ke Istana Negara. Sudah pasti," tegasnya.




































                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144