Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 26

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Frans Kongie menyayangkan sikap buruh
              yang berencana menggelar aksi.
              Dia  berpendapat  UU  Omnibus  Law  yang  digarap  oleh  DPR  dan  pemerintah  bertujuan  untuk
              menyejahterahkan buruh dan masyarakat.

              "Menurut  saya  buruh  itu  belum  mengerti  maksud  dari  dimunculkannya  omnibus  law.  Tidak
              mungkinlah pemerintah mau menyengsarakan buruh, Apindo sendiri tidak mungkin eksis jika
              tidak  ada  buruh.  Buruh  itu  mitra  kami,"  ujar  Frans  dalam  keterangan  yang  diterima,  Selasa
              (6/10/2020).

              Frans  mengatakan,  anggota  DPR  sudah  mempertimbangkan  secara  matang  sebelum
              mengesahkan UU Omnibus Law tersebut.

              "Mereka yang jadi anggota DPR itu kan bukan orang bodoh. Mereka itu pintar pintar mewakili
              rakyat. Jadi kami itu heran kenapa pada mau mogok nasional menolak UU (Omnibus Law) Cipta
              Kerja," katanya.

              Menurutnya, UU tersebut sudah lama dinanti dan diperjuangkan oleh para pengusaha. Hal itu
              bertujuan untuk kemudahan berinvestasi, perizinan, dan perdagangan. "Selama ini aturannya
              terlalu banyak, saling tumpang tindih. Harus memberikan laporan ini itu. Ini sangat tidak efisien
              untuk dunia usaha," jelasnya.

              Frans menyatakan, sejak pekan lalu pihaknya sudah memberikan surat ke Apindo di masing-
              masing kabupaten/kota dan semua perusahaan.

              Surat itu berisi agar Apindo dan perusahaan memberikan pemahaman kepada buruh agar tak
              menggelar aksi. "Di undang-undang itu tidak ada mogok nasional. Kalau buruh gelar aksi, itu
              melanggar undang-undang dan itu ada sanksinya," ujarnya.
              Frans merinci sanksi tersebut tergantung masing-masing perusahaan. "Bisa berupa sanksi ringan
              yaitu  surat  peringatan  satu  sampai  tiga.  Bisa  juga  Pemutusan  Hubungan  Kerja.  Itu  paling
              terberat," tegasnya.

              Meski  telah  menetapkan  sanksi  berat,  dia  berharap  aksi  tersebut  tidak  terjadi.  Karena  dia
              menyadari semasa pandemi ini merupakan masa sulit baik bagi buruh maupun pengusaha.































                                                           25
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31