Page 334 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 334

Di sisi lain, ketika PHK terjadi, pencairan saldo Jaminan Hari Tua (JHT) bakal turut terkerek. Hal
              tersebut  dapat berdampak  dua  hal,  yakni kelangsungan  program  dana pensiun  dan  nominal
              pensiun bagi pekerja nantinya karena terdapat pajak jika saldo JHT dicairkan sebelum masa
              pensiun.

              Tak hanya itu, Timboel menilai bahwa program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan
              Kematian (JKm) dapat terkena imbas kendati masih ada peluang peralihan ke peserta mandiri.

              Ketidakpastian kerja bagi masyarakat pun dinilai dapat membahayakan kepastian jaminan sosial
              yang  berkelanjutan.  Menurut  Timboel,  hal  tersebut  bukan  hanya  berisiko  bagi  para  pekerja,
              tetapi juga bagi negara, karena akan menyangkut anggaran pendapatan dan belanja negara
              (APBN).

              Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto menjelaskan bahwa pihaknya mendapatkan
              mandat untuk mengelola program JKP, seperti yang tercantum dalam UU Cipta Kerja. Hal itu
              menambah daftar program yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan.
              Adapun, saat ini belum terdapat informasi rinci mengenai bagaimana ketentuan dan jalannya
              JKP. Teknis program itu masih digodok oleh pemerintah sehingga dia tak mampu menjelaskan
              perinciannya.

              "Semua masih dalam tahap pembahasan teknis dengan kementerian terkait, kami belum bisa
              shcuing  infonya.  Kita  tunggu  saja  kebijakan  pemerintah  perihal  tersebut,"  ujar  Agus  kepada
              Bisnis, Selasa (6/10).

              MANFAAT TERGERUS

              Masuknya program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) untuk memenuhi kebutuhan pekerja
              korban PHK dianggap tak mudah diterapkan. Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia
              (ADPI) Bambang Sri Muljadi menjelaskan bahwa beleid terbaru memberikan bobot pesangon
              yang lebih rendah yakni dari maksimal 32,2 kali upah menjadi 25 kali upah.

              Meskipun  pengurangan  bobot  pesangon  digantikan  dengan  pemberian  pelatihan  kerja,  dia
              menganggap manfaat yang diperoleh pekerja tak lebih menarik dari program dana pensiun.

              "Bagaimana bisa mencarikan kerja? Yakin bisa kalau pekerja ter-PHK jumlahnya banyak? Modal
              dari mana untuk mencari kerja itu?" ujar Bambang.

              Masa depan bagi pekerja yang kian buram disebut menjadi tambahan masalah ketenagakerjaan
              seperti rendahnya kompetensi pekerja dan terbatasnya lapangan kerja.

              Dia pun khawatir bila program dana pensiun tak lagi dilirik karena pelaku usaha mengandalkan
              program JKP menjadi satu-satunya fasilitas yang diberikan pemberi kerja. Bambang memastikan
              bahwa para pekerja akan dirugikan bila manfaat pensiun berkurang.

              Berdasarkan data asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) pada 2019, hanya sekitar
              9% masyarakat yang sejahtera di masa pensiunnya.

              Lalu,  18%  masyarakat  kembali  bekerja  di  masa  pensiun  untuk  memenuhi  kebutuhan
              finansialnya, dan 73% masyarakat bergantung kepada orang lain di masa pensiunnya. Hal itu
              menggambarkan imbas penurunan penghasilan di masa pensiun yang mencapai 41% hingga
              51% dari masa produktif para peserta BPJS Ketenagakerjaan.

              Dengan  12,9%  kontribusi  dari  BPJS  Ketenagakerjaan,  ditambah  pesangon  dari  perusahaan
              menjadi 29 % dari penghasilan semasa kerja yang bisa dikantongi pekerja di masa pensiun.



                                                           333
   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339