Page 395 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 395

Ia mengingatkan, penyusunan RUU Omnibus Law Cipta Kerja sejak awal sampai pembahasan
              tidak mengajak masyarakat untuk berpartisipasi. Secara formil, Allan menilai, penyusunan RUU
              Ciptaker cacat formil karena penyusunan sampai pembahasan tidak melibatkan publik.

              Apalagi, menurut Allan, materi muatan UUCiptaker bertentangan dengan UUD NRI 1945. Seperti
              berpotensi  mereduksi  hak  otonomi  yang  diberikan  kepada  pemerintah  daerah.  Baik  provinsi
              maupun kabupaten berdasarkan Pasal 18 ayat (5) UUD NRI 1945.

              Bahkan,  Allan  melanjutkan  UU  Ciptaker  mereduksi  hak  setiap  orang  bekerja  dan  mendapat
              imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Seperti upah minimum tidak
              lagi diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak, tapi berdasarkan kondisi pertumbuhan
              dan  inflasi  ekonomi  daerah  dan  ketenaga  kerjaan.  Lalu,  terdapat  kenaikan  pengaturan  jam
              lembur kerja.

              UU  Ciptaker  juga  menghilangkan  ketentuan  istirahat  panjang  yang  sebelumnya  diatur  ketat.
              Selain itu, UU Cipta Kerja mengubah ketentuan uang pesangon dan uang penghargaan menjadi
              lebih tidak proporsional dan tidak berkeadilan.

              "Secara konstitusional menjegal RUU Omnibus Law Cipta Kerja dapat dilakukan melalui uji formil
              dan  uji  materiil  ke  Mahkamah  Konstitusi,  atau  mendesak  presiden  mengeluarkan  Perppu
              membatalkan berlakunya UU Omnibus Law Cipta Kerja," kata Allan.



















































                                                           394
   390   391   392   393   394   395   396   397   398   399   400