Page 165 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2021
P. 165

Dengan adanya JKP ini, pemerintah melarang pekerja/buruh yang belum pensiun maupun yang
              di-PHK untuk cairkan dana JHT.
              Larangan  penarikan  JHT  di  BPJS  Ketenagakerjaan  bagi  korban  PHK  diatur  dalam  revisi
              Permenaker Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran JHT.

              Berdasarkan Permenaker No. 15/2021 mengenai JKP dijelaskan, manfaat uang tunai diberikan
              setiap bulan paling banyak 6 bulan upah dengan ketentuan sebesar 45 persen dari upah untuk
              3 bulan pertama, dan 25 persen dari upah untuk 3 bulan berikutnya.

              Upah yang digunakan sebagai dasar pembayaran manfaat uang tunai merupakan upah terakhir
              pekerja/buruh  yang  dilaporkan  pengusaha  kepada  BPJS  Ketenagakerjaan  dan  tidak  melebihi
              batas atas upah yang ditetapkan.

              Batas atas upah untuk pertama kali ditetapkan sebesar Rp 5 juta. Dalam hal upah melebihi batas
              atas upah maka upah yang digunakan sebagai dasar pembayaran manfaat uang tunai sebesar
              batas atas upah.

              Manfaat JKP diberikan kepada peserta yang mengalami pemutusan hubungan kerja baik untuk
              hubungan kerja berdasarkan PKWT maupun PKWTT.

              Penerima manfaat harus bersedia untuk bekerja kembali. Manfaat JKP dapat diajukan setelah
              peserta memiliki masa iuran paling sedikit 12 bulan dalam 24 bulan dan telah membayar iuran
              paling  singkat  6  bulan  berturut-turut  pada  BPJS  Ketenagakerjaan  sebelum  terjadi  PHK  atau
              pengakhiran  hubungan  kerja  "PHK  terhadap  pekerja/buruh  yang  hubungan  kerjanya
              berdasarkan PKWT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebelum berakhirnya jangka
              waktu  PKWT.  Ketentuan  mengenai  pembayaran  iuran  paling  singkat  6  bulan  berturut-turut
              sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diperhitungkan dalam masa iuran paling sedikit 12 bulan
              dalam 24 bulan," isi salah satu pasal dari Permenaker tersebut.







































                                                           164
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170