Page 95 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 95

PENGAMAT SEBUT RUU CIPTA KERJA BISA TEKAN ANGKA PENGANGGURAN

              Pengamat Ekonomi Santo Dewatmoko mengatakan,  RUU Cipta Kerja  dapat menjadi solusi
              percepatan pengurangan  pengangguran  jika disahkan menjadi Undang-Undang (UU).

              "RUU Cipta Kerja jika disahkan dapat menjadi salah satu solusi untuk percepatan mengurangi
              pengangguran," ujar Santo Dewatmoko dalam acara webinar bertajuk Memadankan RUU Cipta
              Kerja : Antisipasi - Solusi Ketenagakerjaan yang diselenggarakan Pusat Studi Humaniora dan
              Kemasyarakatan STIA Bagasasi, Kamis (23/7/2020).

              Dosen Ekonomi Bisnis di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bagasasi ini menjelaskan, saat
              ini masih terdapat 7,05 Juta Pengangguran, 2,24 Juta Angkatan Kerja Baru, 8,14 Juta, Setengah
              Penganggur, dan 28,41 Juta Pekerja Paruh Waktu (45,84 Juta Angkatan Kerja yang bekerja
              tidak penuh).

              Penciptaan  lapangan  kerja  masih  berkisar  2  juta  sampai  dengan  2,5  Juta  per-tahunnya.
              Tingginya angka pengangguran, kata Santo, diperparah dengan adanya wabah pandemi Covid-
              19.

              "Pada  masa  Covid  19  ini,  memaksa  sebagian  besar  pengusaha  melakukan  PHK  pekerjanya,
              sehingga banyak terjadi pengangguran. Kejadian ini bisa menjadi bahan pertimbangan/kajian
              untuk Pengusaha dan Serikat Pekerja, agar dapat duduk bersama dalam mencari titik temu
              untuk segera menuntaskan RUU Cipta Kerja bersama DPR dan Pemerintah," tambah Santo.

              "RUU Cipta Kerja memiliki nilai positif yakni bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak. Sehingga
              pengangguran bisa ditekan dan berkurang," jelas Santo.

              Selain  itu,  Santo  juga  menilai  RUU  Cipta  Kerja  dapat  menjadi  salah  satu  cara  untuk
              mengantisipasi bonus demografi yg di alami Indonesia. Menurutnya, bonus demografi ini bisa
              menjadi peluang atau ancaman.
              "Lebih dari 68% penduduk Indonesia berada di usia produktif. Kelompok usia produktif ini harus
              disiapkan lapangan pekerjaan agar bonus demografi tidak menjadi bencana demografi," ujar
              Santo..

































                                                           94
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100