Page 93 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 93

MASIH SAJA BAHAS OMNIBUS LAW BAHKAN DI MASA RESES, DPR: KARENA
              MASIH SANGAT PANJANG

              Meski terus mendapat penolakan dari kalangan buruh dan mahasiswa, pemerintah dan masih
              saja membahas Omnibus Law Rancangan Undang Undang Cipta Kerja.

              Bahkan di masa  reses  sekalipun. Menanggapi ini Wakil Ketua Badan Legislasi Achmad Baidowi
              menyebut rapat tetap dilakukan mengingat pembahasannya yang masih sangat panjang.

              "Karena pada masa sidang-sidang kemarin banyak tersedot ke agenda lain," kata pria yang
              akrab disapa Awiek, Kamis, 23 Juli 2020.

              Awiek menyebut hanya ingin memanfaatkan waktu yang ada untuk membahas RUU inisiatif
              pemerintahan Presiden Joko Widodo itu.

              Menurut dia menggelar rapat saat masa  reses  tak masalah karena Baleg telah mengantongi
              izin dari Pimpinan  "Tak hanya Baleg yang mengantongi izin untuk menggelar rapat saat  reses
              .  Banyak  juga  alat  kelengkapan  dewan  (AKD)  yang  menggelar  rapat-rapat  ketika    reses    .
              Pembahasan di masa  reses  yang terpenting dapat izin dari pimpinan," ujarnya.

              Wakil Ketua Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan alasan pihaknya mengizinkan rapat RUU Cipta
              Kerja di masa  reses  . Menuru Dasco rapat saat  reses  telah dibahas dan diputuskan dalam
              Badan Musyawarah (Bamus). Bamus hanya memperbolehkan rapat terkait legislasi. Namun,
              Bamus melarang AKD mengesahkan sesuatu saat  reses  .

              "Dalam masa  reses  tidak boleh diadakan keputusan. Untuk menuju ke paripurna, hanya boleh
              diadakan di masa sidang, kalau rapat-rapatnya boleh," kata Dasco.

              Sementara  itu  sejumlah  elemen  masyarakat  tetap  meminta  dan  pemerintah  menghentikan
              pembahasan  RUU  Ciptaker  karena  dinilai  merugikan  buruh,  petani,  dan  masyarakat  hingga
              merusak lingkungan hidup.

              Sejumlah elemen buruh, mahasiswa, dan masyarakat bahkan telah melakukan aksi serentak di
              sejumlah  daerah  pada  16  Juli  lalu.  Mereka  berencana  menggelar  aksi  yang  lebih  besar  lagi
              apabila dan pemerintah tak membatalkan RUU Ciptaker.

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  menilai  pembahasan  RUU
              Ciptaker  tak  sesuai  keinginan  Jokowi.  Menurutunya,  jajaran  menteri  yang  memfasilitasi
              pembahasan rancangan beleid tersebut juga dinilai gagal menerjemahkan arahan presiden.

              "Saya mengutip apa yang disampaikan Pak Jokowi ketika menunda  omnibus law  . Pertama,
              dibuatlah RUU untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya, kedua presiden menyampaikan
              tetap memberikan perlindungan kesejahteraan bagi pekerja," kata Said.
              Konfederasi Serikat Buruh Internasional (International Trade Union Confederation/ITUC) Asia
              Pasifik juga punya pendapat senada. Menurut mereka, pembahasan  omnibus law  tersebut
              bertentangan dengan Konvensi ILO nomor 68 tahun 1998 yang telah diratifikasi Indonesia.***.














                                                           92
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98