Page 73 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 FEBRUARI 2020
P. 73

Title          BURUH TOLAK OMNIBUS LAW CIPTA LAPANGAN KERJA, PEMERINTAH DINILAI TAK
                              TRANSPARAN
               Media Name     pikiran-rakyat.com
               Pub. Date      12 Februari 2020
               Page/URL       https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01339534/buruh-tolak-omnibu s-law-cipta-
                              lapangan-kerja-pemerintah-dinilai-tak-transparan
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative










               Wacana pemerintah untuk mewujudkan Rancangan Undang Undang Omnibus Law
               Cipta Kerja masih menjadi polemik terutama di publik. Kalangan buruh menjadi satu
               kelompok yang cukup vokal menyuarakan ketidak setujuannya. Salah satu upaya
               mereka di antaranya menggelar aksi seperti yang dilakukan di depan Gedung DPR
               RI, Jakarta, Rabu 12 Februari 2020.

               Sekjen DPP KEP SPSI, Subiyanto misalnya mengungkapkan, pemerintah selama ini
               seolah tidak transparan dalam pembahasan Omnibus Law Cipta Kerja. Buruh dan
               perwakilannya, katanya, tidak diikutsertakan dalam proses pembahasan RUU Cipta
               Kerja.


               "DPR ini salah satu instrumen yang menggodok dan melahirkan UU, itu legal. Tapi
               karena di DPR juga banyak kepentingan lain, banyak peraturan perundang-
               undangan yang tidak berkualitas," kata Subiyanto.

               Sementara itu, Ketua Umum FSPTSK SPSI, Roy Jinto menyebut, dalam RUU Cipta
               Kerja yang sedang digodok, hanya mengatur Upah Minimum Provinsi (UMP).
               Sementara, Upah Minimum Kota (UMK) dan Upah Minimum Sektoral
               Kabupaten/Kota (UMSK) akan dihapuskan. Menurut dia, dalam RUU itu pesangon
               juga akan dipangkas dari 36 menjadi 19 bulan. Karena itu, Roy menilai jika Omnibus
               Law Cipta Kerja ini disahkan, nasib dan pendapatan buruh akan semakin menurun.

               "Pesangon dikurangi, gajinya (buruh) kecil, kemudian nanti hanya ada UMP. UMP
               berlaku di DKI Jakarta, tapi di Jawa Barat, di Banten, Jawa Timur, dan provinsi lain,
               yang berlaku adalah UMK. Nanti enggak ada UMK, yang ada UMP," ucap dia.


               Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani
               mengungkap tidak ada pembahasan jelas terkait RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Hal
               itu lah yang kemudian menurut Andi yang menjadi alasan para serikat buruh masih
               berdemo menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

               "Kenapa masih akan terjadi gejolak di buruh Indonesia? karena dari awal seperti
               ada yang disembunyikan. Seluruh konfederasi buruh bertanya kepada saya, 'anda
               konfederasi buruh pendukung presiden kok nggak punya draf'. Akhirnya bertanya-
               tanya ada apa dengan rancangan ini?," ujar Andi.





                                                       Page 72 of 185.
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78