Page 86 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 SEPTEMBER 2019
P. 86

Putih KPK, Jakarta, kemarin. Sebelumnya Imam Nahrawi dan Miftahul Ulum
               ditetapkan se bagai tersangka penerima suap atau gratifikasi dengan total Rp26,5
               miliar.

                Uang tersebut diduga terkait dengan peng urusan dua proposal dana hibah yang
               diajukan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat kepada Kemenpora
               pada tahun kegiatan 2018, penerimaan terkait Ketua Satlak Prima, dan penerimaan
               lain yang berhubungan dengan jabatan Imam Nahrawi sebagai menpora. Febri
               melanjutkan, dalam proses penelusuran aset-aset itu KPK bekerja sama dengan
               lembaga/instansi lain.


                Dia mengatakan, KPK secara lembaga juga berharap partisipasi dan bantuan dari
               masyarakat jika ada informasi sehubungan dengan aset yang diduga milik Nah rawi
               maupun Ulum yang diduga berasal dari uang hasil suap atau gratifikasi. "Jika
               masyarakat memiliki informasi kepemilikan aset tersangka, silakan memberikan
               informasi melalui pengaduan masyarakat di KPK atau menghubungi call center KPK
               di nomor 198," katanya.

                Mantan pegawai fungsional pada Direktorat Gratifikasi KPK ini menggariskan, dalam
               proses penyidikan kasus ini KPK menduga sebagian suap ter kait dengan proses
               pengurus an sampai dengan pencairan proposal hibah KONI yang merupakan
               commitment fee terkait tiga aspek. Pertama, anggaran fasilitasi bantuan untuk
               dukungan ad ministrasi KONI mendukung persiapan Asian Games 2018. Kedua,
               anggaran fasilitasi ban tu an kegiatan peningkatan ka pasitas tenaga keolahragaan
               KONI Pusat tahun 2018. "Keti ga, ban tuan Pemerintah kepada KONI guna
               pelaksanaan peng awasan dan pendampingan pa da kegiatan peningkatan pres tasi
               olahraga nasional," ungkap nya. Febri menambahkan, dalam proses pengembangan
               kasus ini juga maka penyidik telah dan akan memeriksa saksi-saksi dari berbagai
               unsur. Dia me ngata kan, sebelumnya KPK telah mengagendakan pemeriksaan
               terhadap lima saksi dari unsur KONI, yaitu pengurus di bidang anggaran dan
               keuangan.

                "Hari ini, Jumat, 20 September, penyi dik telah melakukan pemeriksaan terhadap
               satu orang saksi atas nama Alverino Kurnia dari pihak swasta untuk tersangka IMR
               (Imam Nahrawi)," tuturnya. Seorang sumber dari Bidang Penindakan KPK membe
               berkan, sebenarnya sejak tahap penyelidikan sebelumnya tim KPK telah melakukan
               penelusur an aset yang diduga milik Imam Nahrawi dan Miftahul Ulum yang diduga
               berasal dari hasil penerimaan suap atau gratifikasi. Selain itu, tim KPK melakukan
               penelusuran transak si keuangan milik Nahrawi dan Ulum dalam rekening bank.
               Sumber ini memastikan, sudah ada temuan aset, khususnya milik Nahrawi, yang
               bernilai miliaran rupiah.


                "Ada temuan aset berupa rumah nilainya kalau ditaksir sekitar Rp5 miliar. Dugaan
               ini dari hasil penerimaan gratifikasi IMR (Imam Nahrawi). Belum disita karena
               sedang proses tahap verifikasi," ujar sumber tersebut kepada KORAN SINDO.








                                                       Page 85 of 151.
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91