Page 150 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 DESEMBER 2021
P. 150
BURUH RESPONS PERNYATAAN GUBERNUR BANTEN SOAL PENOLAK UMP:
MERENDAHKAN
Serikat buruh menyatakan kecewa atas pernyataan Gubernur Banten Wahidin Halim yang
menyuruh perusahaan di wilayahnya mencari pegawai baru apabila karyawan menolak
penetapan kenaikan UMP 2022 yang dilakukannya beberapa waktu lalu.
Mereka memandang pernyataan itu telah merendahkan kaum buruh.
"Dalam pandangan kami, pernyataan yg disampaikan Wahidin Halim itu melukai dan
merendahkan martabat kaum buruh," Sekretaris Jenderal GSBI Emelia Yanti Siahaan kepada
CNNIndonesia.com, Senin (3/12).
Ia menambahkan buruh merupakan bagian penting dari sebuah perusahaan. Karena buruh,
kegiatan produksi perusahaan tetap bisa berjalan dan ekonomi bergerak.
Karena itulah, demi merespons pernyataan merendahkan itu, pihaknya akan melakukan aksi baik
berupa demonstrasi maupun mogok kerja.
"Bukan karena kami (buruh) suka melakukan. Tapi itu merupakan jalan yang harus ditempuh
oleh kawan-kawan buruh, untuk bersuara dan menyampaikan tuntutan mereka. Sikap gubernur
itu merupakan cerminan dari sikap pemerintah yang anti kritik, tidak demokratis, atau bahkan
bisa disebut fasis," katanya.
Ia menambahkan pernyataan Wahidin mencerminkan, ia tidak mampu menyerap aspirasi
rakyatnya sendiri.
"Kalau benar begitu pernyataan yg disampaikan oleh Gubernur Banten, ini cerminan bahwa
Gubernur Banten tidak memiliki pemahaman yg baik atas aspirasi kaum buruh," katanya.
Menurutnya, buruh memprotes kenaikan UMP tahun depan karena itu semua tidak sesuai dengan
keadaan pekerja saat ini. Khususnya, 2 tahun terakhir atau saat pandemi covid-19 menekan
ekonomi dan kehidupan buruh.
Karena itu, ketimbang mengeluarkan komentar yang merendahkan, ia menyarankan Wahidin
memberikan ruang bagi buruh untuk bernegosiasi. Pasalnya sejak adanya UU Cipta Kerja, ia
mengklaim ruang negosiasi buruh dikerdilkan.
Segendang sepenarian, kecaman sama juga disampaikan Presiden Asosiasi Serikat Pekerja
Indonesia Mirah Sumirat. Dengan nada keras, bahkan ia menyebut pernyataan Wahidin itu
semakin menunjukkan mental arogan dan pengemis orang nomor satu di Banten itu.
"Pernyataan gubernur tersebut menunjukkan sikap yang arogan sebagai penguasa daerah dan
giliran mau ada pilkada dia ngemis suara buruh," katanya.
Kekecewaan sama juga disampaikan Ketua DPC KSPSI Kabupaten Tangerang dan Tangsel
Ahmad Supriyadi. Sebagai buntut pernyataan itu, ia mengatakan buruh akan menjegal Wahidin
dan pasangannya jika dia berencana maju jadi gubernur lagi pada 2024 mendatang.
Pasalnya, pernyataan itu tidak mencerminkan sikap sebagai seorang pemimpin yang sanggup
dan cakap dalam mengayomi masyarakatnya. Selain itu, ia juga menilai sikap dan pernyataan
itu mencerminkan Wahidin sebagai seorang provokator.
"Bagi kami ini catatan politik untuk Wahidin-Andhika, nyalon di 2024 tidak akan kami pilih,"
katanya.
149

