Page 52 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2021
P. 52

Sekjen Anwar Sanusi mengatakan, strategi pertama yang dilakukan Kemnaker yaitu membuat
              gerakan nasional peningkatan produktivitas dan daya saing.
              Dalam gerakan tersebut, Kemnaker melakukan reformasi pelatihan vokasi; transformasi BLK;
              digitalisasi  layanan  peningkatan  produktivitas;  kolaborasi  stakeholder;  dan  membangun
              kampung produktif dan pesantren pekerja produktif.

              Strategi kedua, kata Sekjen Anwar, yaitu transformasi perluasan kesempatan kerja.

              Untuk strategi kedua ini, Kemnaker mendorong keterbukaan dan pasar kerja digital guna terjadi
              link and match ketenagakerjaan, kewirausahaan melalui program Tenaga Kerja Mandiri (TKM),
              padat karya, pengembangan talenta muda, dan perluasan kesempatan kerja luar negeri.

              Strategi ketiga, yaitu mendorong reformasi pengawasan ketenagakerjaan untuk perlindungan
              tenaga kerja. Strategi ini dilakukan melalui gerakan promosi K3 nasional; penguatan pengawasan
              dan penegakan hukum norma K3; penguatan sistem pelaporan dan manajemen informasi K3
              nasional; koordinasi, sinergi, dan kolaborasi K3; penyesuaian penerapan K3 di perusahaan pada
              masa Pandemi Covid-19; dan memperkuat WLKP.

              "Jadi dalam hal ini pada intinya kita yang namanya orang bekerja ini bukan hanya mereka cukup
              nyaman  terkait  dengan  penghasilan,  tapi  lingkungan  pekerja  pun  juga  harus  kita  pastikan
              memenuhi kaidah keselamatan dan kesehatan kerja," ucapnya.

              Strategi  Kemnaker  yang  keempat,  yaitu  visi  baru  hubungan  industri.  Dalam  strategi  ini,
              Kemnaker mendorong implementasi upah berbasis produktivitas di perusahaan; dialog sosial;
              jaminan  sosial  (JHT,  JKK,  JKM,  JP,  JKP)  dan  perlindungan  sosial  (BSU);  pengembangan
              perundingan bersama untuk produktivitas ke dalam fungsi hubungan industrial.

              [hhw].






































                                                           51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57