Page 70 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 FEBRUARI 2019
P. 70
Title BERHARAP CEMAS DI TENGAH RIUH INDUSTRI 4.0
Media Name bisnis.com
Pub. Date 27 Februari 2019
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190227/12/894050/berharap-cemas-di-t engah-riuh-
Page/URL
industri-4.0
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
BERHARAP CEMAS DI TENGAH RIUH INDUSTRI 4.0
Revolusi industri 4.0 kerap dipandang sebagai momok bagi tenaga kerja yang tak
terampil. Pasalnya, pada era revolusi industri 4.0, dunia industri digadang-gadang
bakal menggabungkan teknologi automasi dengan teknologi siber. Bagi pelaku
industri, tentunya era tersebut diyakini bakal meningkatkan efisiensi produksi,
peningkatan produktivitas, dan daya saing.
Layaknya pedang bermata dua, era industri 4.0 tak hanya membawa keuntungan
bagi pelaku industri, tetapi juga tantangan baru bagi para tenaga kerja.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal berpendapat, era
revolusi industri bakal berdampak pada peningkatan gelombang pemutusan
hubungan kerja (PHK).
Berdasarkan kajian McKinsey Global Institute, sebanyak 52,6 juta lapangan
pekerjaan di Indonesia terancam tergantikan automatisasi. Lembaga itu bahkan
memperkirakan sekitar 800 juta pekerja di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan
pada 2030.
Sementara itu, World Economic Forum (WEF) pada tahun lalu merilis laporan
bertajuk Future of Jobs Report 2018, yang mengungkapkan bahwa beberapa bidang
pekerjaan tidak akan lagi dibutuhkan dan akan digantikan dengan profesi baru pada
2022.
Adapun, pekerjaan dimaksud antara lain data entry yang akan digantikan dengan
data analyst, akuntan dan payroll yang akan digantikan kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (AI), serta machine learning specialist dan perakitan serta
pekerja pabrik yang akan digantikan dengan spesialis analis data.
"Revolusi industri ini memang mau tak mau harus dihadapi. Kami perkirakan bakal
membuat banyak terjadinya PHK," ujar Said kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Memang, selama ini pemerintah telah menggembar-gemborkan pelatihan dan
peningkatan keterampilan untuk mengisi pekerjaan baru yang tersedia. Namun,
pemerintah pun harus menyiapkan perlindungan kepada tenaga kerja.
Said menilai, UU No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan saat ini sudah kedaluwarsa
dan tak dapat lagi melindungi para pekerja dalam menghadapi era revolusi industri
4.0.
Page 69 of 117.