Page 71 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 FEBRUARI 2019
P. 71
"Kami menuntut adanya regulasi untuk melindungi [tenaga kerja] dari ancaman
kehilangan pekerjaan. Revolusi Industri 4.0 adalah keniscayaan yang tidak bisa
dihentikan. Pemerintah harus melakukan langkah-langkah untuk menghidari dampak
terburuk bagi kaum buruh."
Sementara itu, Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar
menuturkan, Revolusi Industri 4.0 harus direspons dengan baik oleh serikat pekerja
maupun serikat buruh.
Adanya sinergi peran pemerintah dan dunia usaha untuk meningkatkan
keterampilan pekerja mutlak diperlukan agar bisa memenuhi kebutuhan industri
berupa sumber daya manusia (SDM) yang baik.
Memang saat ini pemerintah telah banyak menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK),
tetapi jumlahnya perlu ditambah sesuai dengan kebutuhan pekerja.
Pemerintah juga diminta segera merealisasikan program skill development fund
(SDF) agar keterampilan pekerja dapat ditingkatkan demi memenuhi kebutuhan
industri.
Selain itu, Timboel mendesak agar program unemployment benefit (UB) segera
direalisasikan sehingga para pekerja korban PHK masih memiliki daya saing.
Pada saat bersamaan, Timboel pun berharap pemerintah meningkatkan
pengawasan sistem outsourcing di Tanah Air.
Pasalnya, saat era revolusi industri 4.0, diperkirakan makin banyak pekerja yang
direkrut melalui sistem outsourcing sehingga pengawasan pemenuhan hak pekerja
perlu dilakukan.
Saat ini, payung hukum pegawai kontrak dan outsourcing memang telah termuat
dalam UU Ketenagakerjaan. Namun, pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah
dinilai masih kurang sehingga banyak perusahaan bertindak yang semena-mena
terhadap karyawan outsource.
MENJADI TREN
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Harijanto
mengatakan, sistem outsourcing memang sudah menjadi tren di dunia sejak
beberapa tahun lalu. Banyak perusahaan memilih untuk melakukan outsource agar
manajemen rantai pasok menjadi efisien.
Mengerjakan suatu produk oleh pekerja di dalam pabrik merupakan proses yang
mahal sehingga banyak perusahaan yang melakukan outsourcing ke industri
rumahan agar biaya operasionalnya menjadi lebih murah.
Page 70 of 117.