Page 141 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 141

Prasetyo pun meminta Anies rasional dalam mengambil keputusan soal kenaikan UMP tahun
              depan. Pasalnya, kebijakan Anies menaikkan UMP hingga 5,1 persen atau Rp 225.667 dinilai
              sangat memberatkan pelaku usaha kecil.

              Kita harus berikan (kenaikan UMP) yang rasional. Jadi jangan menyenangkan (buruh) saja, tapi
              dampak pemulihan ekonomi sampai mana?" ujarnya.

              Bukannya  berdampak  positif,  kata  Prasetyo,  keputusan  Anies  ini  disebutnya  bisa  menjadi
              bumerang bagi Pemprov DKI.

              Jika banyak perusahaan yang bangkrut akibat tak bisa menutupi biaya operasionalnya, lanjut
              dia, maka gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa mengancam.

              "Akhirnya orang yang mau maju, mendapatkan pemulihan ekonomi, bisa berantakan semua,"
              ucapnya.
              Anies  juga  dinilai  melanggar  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021  tentang
              Pengupahan soal menaikkan UMP 2022 sebesar 5,1 persen menjadi Rp 4.641.854 atau Rp 4,6
              juta.

              Menurut aturan, UMP DKI 2022 seharusnya hanya naik 0,85 persen atau Rp 37.749. Sesuai
              aturan turunan Undang-undang (UU) Cipta Kerja yang mengacu pada Peraturan Presiden (PP)
              Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Kebijakan  Anies  yang  melanggar  aturan  pemerintah  pusat  ini  pun  disebut  Prasetyo,  bisa
              berdampak pada daerah lain. Sebab, Jakarta sebagai ibu kota negara kerap dijadikan barometer
              oleh daerah-daerah lain.

              "Jakarta sebagai barometer, kalau Jakarta mengatakan x, maka daerah akan mengikuti. Jangan
              kita sebagai barometer, ibu kota negara malah menjadi beban," pungkasnya.

              Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta resmi menetapkan kenaikan upah minimum provinsi (UMP)
              DKI Tahun 2022 sebesar 5,1 persen atau menjadi Rp 225.667. Hal ini tertuang dalam Keputusan
              Gubernur (Kepgub) DKI Jakarta Nomor 1517 Tahun 2021 tentang upah minimum provinsi tahun
              2022  "Menetapkan  Upah  Minimum  Provinsi  Tahun  2022  di  Provinsi  Daerah  Khusus  Ibukota
              Jakarta sebesar Rp 4.641.854 (empat juta enam ratus empat puluh satu ribu delapan ratus lima
              puluh empat rupiah) per bulan," isi Kepgub tersebut Adapun besaran tersebut diberlakukan mulai
              tanggal  1  Januari  2022  mendatang,  dan  berlaku  bagi  pekerja  yang  mempunyai  masa  kerja
              kurang dari satu tahun.

              "Pengusaha wajib menyusun dan menerapkan struktur dan skala upah di perusahaan dengan
              memperhatikan  kemampuan  perusahaan  dan  produktivitas  sebagai  pedoman  upah  bagi
              pekerja/buruh dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih. Pengusaha dilarang membayar upah
              lebih rendah dari Upah Minimum Provinsi," lanjut isi Kepgub tersebut.

              (Asp).














                                                           140
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146