Page 136 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 136

PENGUSAHA TAK NAIKKAN UMP DKI 5,1%, ANIES BASWEDAN ANCAM BERI
              SANKSI
              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengancam akan memberikan sanksi kepada pengusaha
              yang tidak mematuhi kenaikan upah minimum provinsi (UMP) Jakarta tahun 2022 sebesar 5,1
              persen.

              Ancaman sanksi tersebut tertulis dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1517 Tahun
              2021 tentang UMP Jakarta 2022.

              "Perusahaan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam diktum KETIGA, diktum
              KEEMPAT dan diktum KELIMA dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
              undangan," tulis Anies dalam kepgubnya.

              Dalam diktum ketiga, Anies mewajibkan pengusaha menyusun dan menetapkan struktur dan
              skala  upah  di  perusahaan  masing-masing  sebagai  pedoman  upah  bagi  pekerja  atau  buruh
              dengan masa kerja satu tahun atau lebih.

              "Diktum Keempat: Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari Upah Minimum Provinsi
              sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU," tulis Anies.

              Pada  diktum  kelima,  Anies  melarang  pengusaha  untuk  mengurangi  atau  menurunkan  upah
              pekerja yang sudah diberikan lebih tinggi sebelum UMP ditetapkan.

              Adapun  keputusan  kenaikan  UMP  Jakarta  2022  sebesar  5,1  persen  tertulis  dalam  diktum
              pertama.

              "Menetapkan Upah Minimum Provinsi Tahun 2022 di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
              sebesar Rp4.641.854 (empat jutal enam ratus empat puluh satu ribu delapan ratus lima puluh
              empat rupiah) per bulan," tulis Anies.

              Tak sesuai PP Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui revisi kenaikan upah
              minimum provinsi (UMP) yang diputuskan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak sesuai
              peraturan  pemerintah  yang  dikeluarkan  Kementerian  Tenaga  Kerja  Nomor  36  Tahun  2021
              tentang Pengupahan.

              Namun keputusan tersebut, kata Riza, diambil untuk memenuhi rasa keadilan bagi para buruh
              yang kenaikan upahnya tak sepadan dengan tingkat inflasi.

              "Jadi ini semua untuk memberi rasa keadilan. Memang ini (revisi kenaikan UMP) belum sesuai
              dengan PP 36," ujar Riza dalam rekaman suara, Selasa (21/12/2021).

              Riza mengatakan, Anies membuat formula baru untuk menyesuaikan revisi UMP DKI Jakarta.

              Tujuan  membuat  formula  perhitungan  baru  agar  rasa  keadilan  bisa  tercapai.  Upaya  untuk
              merevisi kenaikan UMP Jakarta 2022, kata Riza, merupakan bentuk kebijakan Pemprov DKI untuk
              memberikan solusi yang terbaik bagi warga Jakarta.

              Keputusan tersebut juga dinilai bisa menghadirkan kesejahteraan untuk karyawan dan buruh
              perusahaan.
              "Pengusaha  kan  ingin  juga  usahanya  maju  dan  sukses  kalo  ingin  maju  dan  sukses  harus
              menunjukan keadilan, harus juga memperhatikan kesejahteraan karyawannya," kata Riza.

              Sebagai  informasi,  21  November  2021  Anies  resmi  mengeluarkan  Keputusan  Gubernur
              mengesahkan kenaikan UMP DKI Jakarta sebesar 0,8 persen.

                                                           135
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141