Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JULI 2020
P. 17

Ini yang menurut saya menjadi kontradiksi. Di satu sisi, pemerintah mau membenahi sistem
              penunjukan langsung. Sementara di sisi lain, platform juga enggan bergabungjika keuntungan
              yang  didapat kecil.  Karena  ini  bukan  kerja  sosial.  Jadi,  menurut  saya,  ini  justru  menambah
              kerumitan program kartu prakerja. Lebih tidak efektif lagi.

              Apalagi,  di  dalam  Perpres  Nomor  76  Tahun  2020,  peserta  disuruh  mengembalikan  dana
              insentifketika tidak memenuhi dan menyelesaikan pelatihan. Dan juga kalau sasaran pesertanya
              tidak tepat.
              Jika demikian, justru pengawasannya akan jauh lebih susah. Sebab, surat keterangan PHK itu
              bisa didapat dengan mudah. Khususnya, bagi pekerja-pekerja sektor informal.

              Banyak juga yang kemudian sulit untuk melakukan konfirmasi dan klarifikasi, apakah benar-
              benar peserta kartu prakerja itu merupakan korban PHK. Itu akan sangat sulit, masih tetap

              ada celahnya.
              Selain itu, adanya Perpres Nomor 76 Tahun 2020 memberikan jalan tol bagi komite kerja dan
              manajemen pelaksana. Sebab, segala kebijakan, ketentuan, dan pelaksanaan yang telah diambil
              komite kerja dan manajemen pelaksana dianggap sah. Sepanjang dilakukan dengan iktikad baik.
              Artinya, ketika kebijakan maupun pelaksanaan yang dilakukan sebelumnya sebenarnya keliru,
              itu dibenarkan. Dan sah.

              Saya kira itu masih bisa direvisi lagi. Tidak menutup kemungkinan. Karena kalau masih tidak
              sesuai  dengan  rekomendasi  dari  KPK,  ada  potensi  kerugian  negara  dari  model  penunjukan
              platform sebelumnya. Seharusnya itu sudah terkena pidana.

              Inilah yang saya bilang, dari mulai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)
              Nomor 1 Tahun 2020 ada pasal kekebalan di situ itu menjadi dasar juga. Jadi, bahaya di tengah
              situasi pandemi ada program pemerintah yang berpotensi menimbulkan celah korupsi. Tapi,
              seakan  diberi  kekebalan  hukum.  (*/c7/ttg)  Disarikan  oleh  wartawan  Jawa  Pos  Agas  Putra
              Hartanto




































                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22