Page 20 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JULI 2020
P. 20

tidak bernilai  ekonomis,"  kata Menteri PPPA  1  Gusti  Ayu  Bintang  Darmawati  dalam  webinar
              tentang Pentingnya Undang-Undang Perlindungan PRT untuk Perempuan Indonesia, Jakarta,
              Senin (13/7/2020).

              Ia mengatakan, keberadaan PRT sangat penting untuk menunjang urusan rumah tangga dan
              kebutuhan sehari-hari, terutama apabila di dalam rumah tangga tersebut terdapat balita, ibu
              hamil, penyandang disabilitas, ataupun orang yang berusia lanjut. Kelangsungan rumah tangga,
              menurutnya, akan sangat terbantu dengan hadirnya pekerja rumah tangga. Tidak hanya itu,
              PRT juga memiliki beban kerja dan tanggung jawab yang sangat besar, tidak hanya menjaga
              kebersihan  lingkungan  keluarga,  tetapi  juga  kesehatan,  kenyamanan  dan  ketenteraman  di
              lingkungan keluarga tempat PRT itu bekerja.


              Oleh karena itu, anggapan bahwa PRT adalah pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan
              merupakan anggapan yang keliru. Lebih lanjut, Menteri Bintang mengatakan, berdasarkan data
              dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2019, pekerja perempuan pada
              kegiatan informal mencapai 41,97 persen. Sedangkan pekerja laki-lakinya sebesar 58,03 persen.

              Meskipun demikian, pekerja informal perempuan lebih banyak ditemukan dalam pekerjaan yang
              cukup  riskan,  seperti  pekerja  domestik  serta  pekerja  rumah  tangga  atau  pekerja  keluarga,
              menurut  data  Organisasi  Buruh  Internasional  (International  Labour  Organisation/ILO)  pada
              2018. PRT, lanjut Menteri Bintang, memiliki kerentanan dan cenderung bekerja tanpa tanpa
              memiliki perlindungan, baik secara sosial dan hukum. PRT juga pada umumnya tidak mendapat
              dana pensiun, cuti dan juga tidak mendapat asuransi kesehatan.

              "Perempuan yang bekerja di dalam rumah tangga juga mendapatkan upah yang relatif rendah,
              serta rentan terhadap keadaan yang tidak aman seperti kekerasan di dalam rumah tangga,"
              katanya.

              Menteri Bintang mengatakan, dorongan agar Rancangan Un-dang-Undang (RUU) Perlindungan
              PRT segera disahkan menjadi Undang-Undang (UU) Perlindungan PRT seyogyanya diupayakan
              tidak hanya untuk mengisi kekosongan hukum, melainkan untuk memberikan perlindungan dan
              pengakuan bagi PRT sebagai pekerja, sehingga hak-hak normatif m<er-eka terpenuhi, sama
              dengan hak-hak pekerja pada umummya "PRT telah memberi kontribusi besar bagi keluarga
              dlan masyarakat," katanya.

              Oleh karena itu, PRT sudlah sepatutnya diberi penghargaan dan tidak lagi didiskrimimasi dalam
              bentuk apapun.

              "Banyaknya jumlah PRT dan perannya yang penting turut meim-pengaruhi kondisi sosial dlan
              ekonomi dari tingkat keluairga hingga nasional," katanya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
              mereka dilindungi dan hak-hak mereka dijamin tidak hanya oleh pemberi kerja tetapi juga oleh
              pemerintah dan semua orang, (ant)



















                                                           19
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25