Page 23 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JULI 2020
P. 23

"Kami akan mulai dari wilayah-wilayah yang masuk kategori zona hijau, lalu juga berkoordinasi
              mengenai kapasitas setiap lembaga pelatihan," katanya.

              Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Purbasari, menuturkan
              tingginya  minat  tak  hanya  ditunjukkan  calon  peserta,  tapi  juga  mitra  platform  digital  dan
              lembaga pelatihan. "Untuk platform pada permulaan ini ada delapan. Namun sekarang kami
              juga  sudah  banyak  menerima  proposal  dari  badan  usaha  dan  organisasi  lain  yang  tertarik
              berpartisipasi," ucapnya.
              Dia  mengatakan  Manajemen  Pelaksana  menyiapkan  serangkaian  instrumen  asesmen  untuk
              mengevaluasi  kesiapan  calon  mitra  platform  yang  ingin  bergabung.  "Mereka  harus  bisa
              melakukan integrasi teknis dan keamanan data, serta memenuhi serangkaian protokol yang
              disyaratkan."
              Denni menambahkan, saat ini pemerintah telah menetapkan 166 lembaga pelatihan. "Namun
              yang sedang antre dan kami kurasi ada sekitar 266 lembaga," ujarnya. Dia memastikan kualitas
              materi  pelatihan  ke  depan  akan  terus  ditingkatkan  sesuai  dengan  standar  kompetensi  yang
              dibutuhkan  peserta.  "Kami  juga  menerapkan  sistem  ulasan  dan  rating  atas  pelatihan  yang
              diberikan. Ini akan menjadi juri utama dalam evaluasi yang kami lakukan."

              Langkah  pemerintah  melanjutkan  program  Kartu  Prakerja  menuai kecaman.  Anggota  Badan
              Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Sukamta, menyesalkan langkah pemerintah yang masih
              berkukuh melanjutkan program meski mendapat banyak kritik masyarakat. "Walau pemerintah
              menerbitkan perpres baru dengan dalih perbaikan, menurut saya, semangatnya masih sama
              seperti yang lama, termasuk soal pelatihan daring," katanya.

              Dia mengatakan, alih-alih digunakan untuk pelatihan kerja online, pemerintah diharapkan dapat
              mengalokasikan anggaran negai'a untuk kebutuhan yang lebih mendesak.

              Pemerintah menganggarkan setidaknya Rp 20 triliun untuk pelaksanaan program Kartu Prakerja.
              "Kalau pelatihan online ditiadakan, bisa menghemat Rp 5,6 triliun dan anggaran ini bisa dialihkan
              untuk penanganan Covid-19 lainnya,"ujar Sukamta.

              Hal  senada  diungkapkan  lembaga  pegiat  antikorupsi,  Indonesia  Corruption  Watch  (ICW).
              Berdasarkan kajian Komisi Pemberantasan Korupsi sebelumnya, materi pelatihan berbayar

              yang disediakan itu sebenarnyadapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat. "Maka itu, kami
              mendesak  agar  Presiden  Joko  Widodo  mencabut  Perpres  Nomor  76  Tahun  2020  dan
              menghentikan  sementara  pelaksanaan  program  hingga  ada  evaluasi  menyeluruh  yang
              disampaikan oleh masyarakat," ujar peneliti dari ICW, Wana Alamsyah.

              TEMPO/SUBEKTI

              caption:

              Warga menunjukkan situs pelatihan gratis Prakerja.org di Jakarta, 20 Mei lalu.














                                                           22
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28