Page 239 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JULI 2020
P. 239

DPR: HENTIKAN KARTU PRAKERJA

              JAKARTA  - Presiden Joko Widodo resmi merevisi pelaksanaan program kartu prakerja dengan
              menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 76 tahun 2020 tentang Perubahan atas Perpres 36/2020
              tentang Pengembangan Kompetensi Kerja melalui Program Kartu Prakerja pada 7 Juli 2020 lalu.

              Perubahan  itu  menuai  kritikan.  Wakil  Ketua  Fraksi  PKS,  Sukamta  mempertanyakan  sikap
              pemerintah yang masih bersikukuh melanjutkan program kartu prakerja.

              "Saya melihat tidak banyak perubahan dalam perpres ini, semangatnya masih sama seperti yang
              lama.  Termasuk  soal  pelatihan  daring  yang  banyak  mendapat  kritikan,  masih  saja  akan
              dilakukan," katanya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (12/8) malam.

              Lebih lanjut, Sukamta mengatakan dalam perpres yang baru, pada pasal 5 ditambahkan adanya
              konten  pelatihan  kewirausahaan.  Juga  disebutkan  di  pasal  6  ayat  2,  pelatihan  dengan
              mempertimbangkan standar kompetensi kerja. Baginya hal tersebut hanya tambahan pemanis
              kata saja.

              Anggota  DPR  RI  asal  Yogyakarta  ini  juga  mengingatkan  pemerintah  untuk  tidak  semaunya
              membuat aturan di masa pandemi yang dapat dapat mengarah kepada  moral hazard  .

              Untuk diketahui, dalam perpres revisi tersebut disebutkan pada pasal 31A, pemilihan platform
              digital  dan  lembaga  pelatihan  tidak  termasuk  lingkup  pengaturan  pengadaan  barang/jasa
              pemerintah  namun  tetap  memperhatikan  tujuan,  prinsip,  dan  etika  pengadaan  barang  jasa
              pemerintah.

              Menurut dia, hal itu membuka peluang korupsi, karena diberi diskresi sebagai proses yang tidak
              masuk pengadaan barang dan jasa.

              Apalagi, pada pasal 31B disebutkan, kebijakan yang telah ditetapkan oleh komite cipta kerja
              dan  tindakan  yang  dilakukan  dalam  pelaksanaan  program  kartu  krakerja  oleh  manajemen
              pelaksana sebelum perpres mulai berlaku dinyatakan sah sepanjang didasarkan pada itikad baik.


              "Ukuran itikad baik kan sangat subyektif, revisi perpres ini terlalu berlebihan. Akan lebih baik
              program  ini  dihentikan  saja  dan  diganti  dengan  skema  bantuan  untuk  korban  PHK  akibat
              pandemi," kata Sukamta.

              Anggota Badan Anggaran DPR RI ini menyebutkan, jika pemerintah peka terhadap berbagai
              kritik  dan  masukan,  semestinya  pelatihan    online    ditiadakan.  Skema  kartu  prakerja  murni
              dialihkan dalam bentuk bantuan untuk para pekerja yang terkena PHK.

              Hal  tersebut  dinilai  akan  lebih  menghemat  pengeluaran  uang  pemerintah  yang  saat  ini
              jumlahnya terbatas karena pendapatan negara yang minim.
              "Mestinya  dengan  kondisi  krisis  ekonomi  yang  mulai  terasa  saat  ini,  semangatnya  efisiensi
              anggaran  hanya  untuk  hal-hal  yang  mendesak.  Jika  pelatihan  secara    online    ditiadakan,
              setidaknya  negara  bisa  hemat  Rp5,6  triliun.  Anggaran  ini  bisa  dialihkan  untuk  penanganan
              covid-19 atau untuk pemulihan usaha mikro dan kecil," ujar dia.
              Libatkan  E-Commerce    Ia  melanjutkan,  dengan  kondisi  masyarakat  yang  alami  kesulitan
              ekonomi, pemerintah bisa meminta kepada perusahaan platform digital untuk berikan pelatihan
              secara gratis kepada masyarakat, khususnya kalangan pencari kerja dari keluarga tidak mampu.

              Aktivitas  transaksi  melalui  platform  digital  pada  masa  pandemi  saat  ini  meningkat  pesat.
              Mengutip laporan Kominfo, aktivitas belanja  online  meningkat sampai 400% selama pandemi



                                                           238
   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244