Page 193 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2021
P. 193

"Kami sendiri di manajemen baru saat ini mencoba mencanangkan sampai dengan 2026 menjadi
              65%, artinya dua kali lipat dari tahun ini. Ini yang kita canangkan bisa tercapai di tahun 2026,
              jadi kita mencanangkannya bukan 70% tapi 65% di rencana kerja kami," kata Anggoro dalam
              Rapat  Dengar  Pendapat  (RDP)  Komisi  XI  DPR  RI  dengan  BP  Jamsostek  dan  Kementerian
              Ketenagakerjaan, Senin (15/11).

              Anggoro  menyampaikan,  tantangan  utama  untuk  terus  menambah  kepesertaan  aktif  adalah
              sosialisasi  dan  literasi.  Masyarakat  seharusnya  sadar  bahwa  jaminan  sosial  merupakan  hak
              konstitusi setiap warga negara, bukan memandang jaminan sosial sebagai beban keuangan.

              Hal itu tercermin dari data peserta aktif segmen penerima upah yang setidaknya telah mencakup
              20,44 juta orang atau 49% dari potensi eligible sebanyak 42,02 juta orang. Segmen itu dianggap
              sudah memiliki literasi baik meskipun banyak juga yang dipaksa menjadi peserta oleh pemberi
              kerja. Sementara baru sebanyak 3,04 juta peserta aktif dari segmen pekerja informal. Jumlah
              itu bahkan baru mencakup 7% dari potensi eligible sebanyak 43,64 juta pekerja.

              Persentase yang lebih baik dicatatkan segmen jasa konstruksi yakni 87% atau sebanyak 7,16
              juta dari potensi 8,19 juta. Dari jumlah tersebut, setidaknya ada sebanyak 93,86 juta pekerja
              yang berpotensi memiliki jaminan sosial dari BP Jamsostek. Namun demikian, sejumlah inisiatif
              dan  langkah  yang  kini  telah  berjalan  berhasil  mendongkrak  jumlah  kepesertaan  aktif  BP
              Jamsostek.

              "Per posisi Oktober 2021, jumlah peserta aktif mencapai 30,6 juta. Jadi kalau kita lihat Maret
              2021 ada 27,7 juta, maka hari ini sudah mulai bergerak naik kembali di atas 30 juta. Karena
              seperti yang kita ketahui, Desember 2019 itu ada 34 juta, lalu Desember 2020 ada 29 juta,"
              papar Anggoro.

              Dia menuturkan, salah satu penetrasi kepesertaan dilakukan dengan pengembangan Jamsostek
              Mobile. Di antaranya adalah dengan melihat bonus demografi yang sebagian besar merupakan
              generasi Y yang lekat dengan penggunaan handphone. Sehingga perlu bagi BP Jamsostek untuk
              mempermudah pelayanan di Jamsostek Mobile, baik dalam aspek pendaftaran dan pembayaran
              iuran maupun klaim.

              Editor : Totok Subagyo (totok_hs@investor.co.id).
































                                                           192
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198