Page 338 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2021
P. 338

Menaker menambahkan, bahwa potret kondisi ketenagakerjaan nasional berdasarkan data BPS
              (Badan Pusat Statistik) per Agustus 2021 menunjukkan penduduk usia kerja di Indonesia saat
              ini sebanyak 206,71 juta orang. Angka ini terdiri atas 140,15 juta orang merupakan angkatan
              kerja dan 66,56 juta orang merupakan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja tersebut terdiri
              dari penduduk yang bekerja sebanyak 131,05 juta orang dan pengangguran terbuka sebanyak
              9,1 juta orang dengan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 6,49%.

              Menurut data tersebut, penduduk yang bekerja dari sisi pendidikan mayoritas masih lulusan SMP
              ke bawah, hal ini menggambarkan bahwa pekerja di Indonesia masih didominasi pekerja yang
              kurang terampil (low-skill).

              “Upaya konkret yang bisa dilakukan oleh kaum milenial adalah dimulai dengan adanya komitmen
              mandiri untuk terus melakukan pemutakhiran kapasitas kemampuan diri dan tetap membawa
              khazanah budaya dan kearifan bangsa Indonesia, selain itu diharapkan milenial tetap memiliki
              sikap kritis dan analitis dalam mencermati masalah yang dihadapi dibarengi kegigihan dalam
              berusaha,” pesan Menaker.

              Beberapa  pemateri  yang  juga  turut  dalam  kegiatan  ini  antara  lain  Arif  Satria  Rektor  Institut
              Pertanian Bogor (IPB), Mudrajad Kuncoro Rektor Universitas Trilogi, Bayu Prawira Hie Executive
              Director Intellectual Business Community, Arvan Pradiansyah Motivator Nasional, serta mewakili
              kaum Milenial Diera Bachir seorang profesional photographer dan Arfian Fuadi pendiri Dtech-
              Engineering. Webinar ini digagas dan dibawakan langsung oleh M Aditya Warman, Dewas BPJS
              Ketenagakerjaan.

              Selanjutnya Muhammad Zuhri mengatakan, kaum milenial adalah aset yang harus dijaga dan
              dikembangkan, untuk itu perlu diperhatikan juga sejauh mana perlindungan jaminan sosial yang
              dimilikinya.

              “BPJAMSOSTEK memiliki orientasi yang sangat kuat bagaimana kaum milenial ini bisa dilindungi,
              kaum milenial merupakan salah satu pilar untuk bisa memastikan tingkat produktivitas dan daya
              saing  suatu  bangsa,  jika  kaum  milenial  ini  tidak  disentuh  dan  tidak  diberikan  kepastian
              perlindungannya, artinya kita hanya berharap tapi tidak memberikan kepastian untuk mereka,”
              tegas Zuhri.

              Senada dengan Zuhri, Anggoro Eko Cahyo mengatakan, kaum milenial ini tidak hanya sebagai
              market saat memasuki dunia kerja, namun juga memiliki masa depan yang baik dan mempunyai
              power  untuk  mewujudkan  tujuan  negara,  selain  sebagai  objek  yang  dilindungi,  namun  juga
              sebagai subjek penggerak jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia.

              “BPJAMSOSTEK berharap kaum milenial dapat mengambil peran tidak hanya pada aktifnya dalam
              program  jaminan  sosial  ketenagakerjaan,  tetapi  juga  menjadi  generasi  yang  nantinya
              melanjutkan roda jaminan sosial ketenagakerjaan ke depannya” pungkas Anggoro.

              Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Webinar Dewas BPJAMSOSTEK Bahas
              Peran      Milenial    dalam      Perbaikan      Kondisi     Ketenagakerjaan       Indonesia,
              https://www.tribunnews.com/nasional/2021/11/15/webinar-dewas-bpjamsostek-bahas-peran-
              milenial-dalam-perbaikan-kondisi-ketenagakerjaan-indonesia.

              Editor: Content Writer








                                                           337
   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343