Page 108 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JUNI 2020
P. 108

2.  Peluncuran  ini  dihadiri  oleh Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah; Plt  Direktur  Jenderal
              Pembinaan  Penempatan  Tenaga  Kerja  dan  Perluasan  Kesempatan  Kerja  Kementerian
              Ketenagakerjaan, Aries Wahyudi; Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan
              Islandia/Pakar Hukum dan HAM, Prof Dr. Todung Mulya Lubis; Plt. Direktur Jenderal Protokol
              dan  Konsuler  Kementerian  Luar  Negeri,  Cecep  Herawan;  Deputi  Perlindungan  Badan
              Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Anjar Prihantoro, dan Chief of Mission For Indonesia dari
              International  Migration  Organization  (IOM),  Louis  Hoffman  sebagai  narasumber.  Acara  ini
              dipandu oleh Pendiri dan CEO IOJI, Mas Achmad Santosa.

              3. IOJI menyampaikan 6 (enam) rekomendasi untuk perbaikan tata kelola pelindungan ABK
              Indonesia  di  kapal  ikan  asing,  yaitu:    a.  Penguatan  political  will  negara;    b.  Percepatan
              penerbitan peraturan pelaksanaan amanat UU PPMI, dan ratifikasi konvensi internasional yang
              mengatur  pelindungan ABK  di  kapal  ikan    c.  Penguatan  kelembagaan    d.  Penguatan  upaya
              pencegahan    e.  Penguatan  pengawasan  dan  penegakan  hukum    f.  Penguatan  kerjasama
              internasional (Policy brief lengkap terlampir)  4. Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, dalam
              keynote  speech  menyambut  baik  dan  memberikan  apresiasi  atas  peluncuran  rekomendasi
              kebijakan  perbaikan  tata  kelola  pelindungan  ABK  Indonesia  di  kapal  ikan  asing  mengingat
              banyaknya  kasus  pelanggaran  HAM  ABK  (momentumnya  tepat).  Rekomendasi  yang
              disampaikan oleh IOJI merupakan kontribusi untuk pemerintah dalam mengembangkan dan
              menerbitkan  kebijakan  maupun  regulasi  teknis.  Menteri  Ketenagakerjaan  menyampaikan
              komitmen  pelindungan  ABK  sebagai  berikut:      a.  Pemerintah  akan  segera  menyelesaikan
              peraturan  pelaksana  Undang-Undang  Nomor  18  tahun  2017  tentang  Pelindungan  Pekerja
              Migran  Indonesia,  yaitu  Peraturan  Pemerintah  tentang  Penempatan  dan  Pelindungan  Awak
              Kapal Niaga dan Awak Kapal Perikanan. Posisi RPP ini telah diharmonisasi dan telah diajukan ke
              Sekretariat Negara.

              b.  Pemerintah  akan  melakukan  evaluasi  tahapan-tahapan  proses  penempatan  pekerja  yang
              menjadi  titik potensi  masalah  perbudakan  modern  ABK  Indonesia  di  kapal  ikan  asing, yaitu
              perizinan manning agency, proses rekrutmen, pendataan, pelatihan calon awak kapal, sertifikasi
              awak kapal dan proses pengawasannya, serta menghilangkan dualisme perizinan.

              c.  Menteri  Ketenagakerjaan  telah  berkoordinasi  dengan  Menteri  Perhubungan  serta  Menteri
              Kelautan dan Perikanan untuk menghapus dualisme perizinan, membenahi data ABK Indonesia,
              dan  meningkatkan  kompetensi  ABK  Kapal  ikan  asing  sehingga  berdaya  saing  tinggi;      d.
              Pemerintah setuju meratifikasi Konvensi ILO C-188 tentang Work in Fishing Convention dan
              secara paralel akan menyiapkan langkah-langkah menuju proses ratifikasi tersebut.

              5. Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Indonesia serta pakar HAM,
              Bapak Todung Mulya Lubis, menyampaikan bahwa rekomendasi kebijakan yang disusun perlu
              diperhatikan  oleh  Pemerintah  Indonesia.  Berikut  ini  point-point  tanggapan  Bapak  Todung
              terhadap rekomendasi kebijakan yang disusun IOJI, antara lain:  a. Menyetujui rekomendasi
              diperlukannya percepatan penerbitan peraturan pelaksana pelindungan ABK di kapal ikan asing
              dan disusunya rencana aksi nasional (RAN);  b. Mendukung perlunya database ABK Indonesia
              di  kapal  ikan  asing  yang  dilengkapi  dengan  informasi  pemberi  kerja  (employers)  untuk
              memudahkan identifikasi dalam hal terjadi pelanggaran HAM dan hukum;   c. Pemerintah perlu
              menyiapkan  standar  of  contract  of  employment  untuk  ABK,  misalnya  dengan  mewajibkan
              klausul asuransi hukum bagi ABK;  d. Mendukung perlunya rekomendasi ratifikasi Cape Town
              Agreement;    e.  Menyetujui  pembentukan  Satuan  Tugas  pembenahan  dan  pelindungan  ABK
              Indonesia  di  kapal  asing  untuk  mengawasi  dan  memastikan  upaya  pembenahan  tata  kelola
              dalam waktu singkat dan terukur;  6. Plt. Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler, Kementerian
              Luar Negeri, Bapak Cecep Herawan, menyampaikan Pemerintah memiliki political will yang kuat
              dalam  melindungi  ABK  Indonesia.  Hal-hal  berikut  ini  disampaikan  oleh  Dirjen  Protokol  dan
              Konsuler sebagai strategi Kementerian Luar Negeri dalam melindungi ABK Indonesia, antara

                                                           107
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113