Page 20 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JUNI 2020
P. 20

Badan  Pemeriksa  Keuangan  menyatakan  menerima  aduan  ihwal  potensi  dugaan  kerugian
              negara dalam program Kartu Prakerja. Lembaga itu menyatakan telah menyiapkan tim besar
              untuk menyelidiki dugaan kerugian negara dalam program tersebut. Anggota El BPK, Achsanul
              Qosasi,  mengaku  secara  pribadi  telah  menerima  aduan  dari  banyak  pihak  perihal  dugaan
              kerugian  negara  dalam  program  Kartu  Prakerja.  "BPK  berencana  segera  turun  dan  saat  ini
              membuat tim untuk mengaudit Kartu Prakerja," ucap dia kepada Tempo, kemarin.

              Pemeriksaan ini diperlukan untuk memastikan kebenaran laporan perihal dugaan korupsi dan
              potensi  kerugian  negara  dalam  program  Prakerja."Hal-  hal  semacam  ini  akan  ditelisik  lebih
              dalam,  termasuk  seluruh  penggunaan  anggaran  untuk  program  pelatihan  kerja,"  kata  dia.
              Sebelum  audit  berlangsung,  Achsanul  mengimbuhkan,  BPK  akan  mengundang  sejumlah
              lembaga. dan kementerian untuk menyampaikan aturan dan program penanganan Covid-19.
              Diskusi,  kata  dia,  siap  digelar  bersama  Badan  Perencanaan  Pembangunan  Nasional,
              Kementerian Koordinator Perekonomian, serta Kementerian Keuangan.
              Achsanul tak menampik anggapan bahwa rencana pemeriksaan ini mulai bergulir setelah

              Deputi Pencegahan Komisi Pemba-antasan Korupsi melaporkan adanya potensi kerugian negara
              dalam  program  Prakerja.  BPK  kata  dia,  memiliki  kewenangan  untuk  memastikan  apakah
              program  tersebut  memiliki  unsur  kerugian  negara  atau  tidak.  "Kalau  ada  indikasi  kerugian
              negara, kami sampaikan ke aparat penegak hukum beserta besaran kerugiannya."

              Menurut  Achsanul,  BPK  saat  ini  juga  tengah  memeriksa  keseluruhan  program  penanganan
              Covid-19 dan pemulihan ekonomi pemerintah yang menghabiskan anggaran Rp 695,20 triliun.
              Obyek pemeriksaan seperti program kesehatan, pengadaan alat pelindung diri, Kartu Prakerja,
              insentif usaha, dan pembiayaan korporasi.

              "Ini pekerjaan besar, timnya juga besar. Hampir semua pemeriksaan akan kami alihkan dulu ke
              pemeriksaan  penanganan  Covid-19  ,"dia  meng-ungkapkan.Menurut  Achsanul,  tim  BPK  akan
              bekerja selama tiga bulan. Dua bulan pertama melakukan pemeriksaan di lapangan dan satu
              bulan sisanya melakukan pemberkasan dan diskusi internal.

              Peneliti dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah, mendukung langkah BPK. "KPK
              juga perlu terlibat dalam proses penyelidikan terhadap potensi dugaan kerugian negara," kata
              di, kemarin.

              Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana

              Program Kartu Prakerja, Panji Winanteya Ruky, menyatakan pemerintah terbuka atas evaluasi
              yang dilakukan sejumlah lembaga negara, seperti KPK, BPK, dan Lembaga Kebijakan Pengadaan
              Barang dan Jasa Pemerintah. "Dari Inspektorat juga ada," kata Panji ketika dimintai konfirmasi.
              Menurut  Panji,  sebenarnya  Manajemen  Pelaksana  juga  sudah  melakukan  evaluasi  terhadap
              platform digital yang diajak bekerja sama. Jika ditemukan pelanggaran atau tidak memenuhi
              syarat, ujarnya, pemerintah berhak sewaktu-waktu memutus kerja sama.

              AVIT HIDAYAT

              caption:
              Juru bicara KPK Bidang Pencegahan, ipi Maryati (kiri), Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, dan
              Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menyampaikan keterangan pers ihwal hasil kajian
              program Kartu Prakeija di gedung KPK, Jakarta,kamis lalu.




                                                           19
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25