Page 48 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JUNI 2020
P. 48

Dia  menjelaskan,  sebagai  pekerja  sektor  informal,  umumnya  hubungan  kerja  PRT  tidak
              didasarkan pada kontrak tertulis. Akibatnya, mereka rentan mendapat perlakuan sewenang-
              wenang dari

              majikan atau pengguna jasanya. Di sisi lain, gaji yang mereka terima juga masih rendah dan
              sering kali tidak mencapai upah minimum. Padahal, PRT memiliki beban dan jam kerja yang
              cenderung tidak terbatas. "Karena mayoritas PRT adalah perempuan, mereka juga rentan dapat
              kekerasan hingga kekerasan seksual," ujarnya.
              RUU  PRT  tikan  mewajibkan  kontrak  tertulis  antara  PRT  dan  pihak  pengguna  jasa  Isinya
              mengatur upah minimum, waktu kerja, hingga jumlah anggota keluarga yang harus dilayani.
              Bukan hanya itu, RUU juga mengatur pemberian jaminan kesehatan, ketenagakerjaan, dan hak
              mendapatkan libur.
              Regulasi itu juga memberikan hak bagi pekerja unmk memperoleh pendidikan dan pelatihan
              melalui balai latihan keija (BLK). "Tujuannya, tidak ada lagi pelanggaran ekonomi, hak asasi,
              dan hukum atas PRT," tutur legislator dari dapil Jatim XI (Madura) tersebut, (mar/cl 4/fat)


























































                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53