Page 146 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 JUNI 2020
P. 146

BEGINI CARA PEMPROV DKI AWASI KANTOR DAN TEMPAT USAHA DI MASA PSBB
              TRANSISI

              Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus bekerja keras untuk mengawasi perkantoran
              atau tempat usaha menjalankan protokol kesehatan selama masa transisi pembatasan sosial
              berskala besar (PSBB) menuju masyarakat yang aman, sehat dan produktif. Meskipun sumber
              daya  manusia  Pemprov  DKI  terbatas,  namun  mereka  memastikan  akan  tetap  melakukan
              pengawasan yang ketat dan menindak perkantoran dan tempat usaha yang melanggar protokol
              kesehatan.

              Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi  dan  Energi  Andri  Yansyah  mengatakan  pihaknya
              mempunyai  dua  metode  pengawasan  terhadap  perkantoran  dan  tempat  usaha  dalam
              menjalankan protokol kesehatan khususnya dalam memastikan kapasitas 50 persen dan sistem
              shifting dalam masuk kerja. Pertama, kata dia, Pemprov DKI akan memberikan checklist terkait
              protokol kesehatan dan data perusahaan untuk diisi secara jujur oleh pihak perusahaan.

              "Ceklis ini lah yang nanti mereka isi secara jujur kita minta diisi berapa. Nanti dia buat pakta
              integritas,  itu  lah  yang  memudahkan  kami  untuk  melakukan  pengecekan.  Kenapa
              memudahkan? Karena kami kan punya data mereka wajib lapor," ujar Andri saat dihubungi,
              Selasa (9/6/2020).

              Kemudian, kata Andri, pihaknya akan melakukan pengecekan dan pencocokan antara data yang
              ditulis oleh pihak perusahaan dengan data yang mereka miliki. Jika tidak cocok, kata dia, diminta
              untuk diperbaiki dan jika sudah cocok, maka Pemprov DKI akan melakukan pengawasan model
              kedua, yakni peninjauan langsung di lapangan.

              Pemprov DKI, kata Andri, akan melakukan penindakan terhadap perusahaan yang melanggar
              protokol kesehatan termasuk kapasitas 50 persen karyawan yang masuk kerja dan pembagian
              waktu masuk kerja sehingga tidak terjadi penumpukan. Dia menegaskan Pemprov DKI akan
              memberikan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, denda, penutupan sementara hingga
              pencabutan izin usaha jika ada perusahaan yang bandel.

              "Iya, sanksi itu kan ada tahapannya. Pertama peringatan, kedua pemberhentian operasi untuk
              sementara waktu. Kalau masih bandel kemudian penerapan  sanksi, masih bandel juga baru
              rekomendasi untuk pencabutan izin. Jadi, nggak begitu melanggar langsung dicabut izin, nggak
              lah, masih ada tahap pembinaan," terang Andri.

              Lebih  lanjut,  Andri  mengatakan  rambu-rambu  tata  kerja  karyawan  perkantoran  dan  tempat
              usaha selama masa PSBB Transisi sudah disampaikan oleh pihaknya melalui Surat Keputusan
              Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi DKI Jakarta Nomor 1363 Tahun
              2020 tentang Protokol Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Perkantoran/ Tempat Kerja
              saat Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman, dan Produktif. Surat keputusan tersebut
              wajib ditaati oleh pihak perkantoran dan tempat usaha.

              "Kan saya sudah  keluarin  SK, berarti benar. Kami minta dipatuhi. Ini sebenarnya momentum
              kita mengajak masyarakat taat dan disiplin terhadap ketentuan karena kalau tidak taat dan
              disiplin nanti jumlah penderitanya lebih banyak, kan rugi sendiri. Protokol kesehatan diterapkan
              bukan hanya di kantor, tetapi juga selama perjalanan menuju dan pulang kantor atau tempat
              usaha," pungkas Andri.

              Dalam  surat  keputusan  tersebut,  diatur  sejumlah  hal,  antara  lain  pimpinan  perusahaan
              membentuk Tim Gugus Tugas Covid-19 internal perusahaan yang terdiri dari pimpinan, bagian
              kepegawaian,  bagian  K3,  dan  petugas  kesehatan,  membatasi  jumlah  pekerja  yang  hadir  di
              perkantoran/tempat  kerja  paling  banyak  50%  dari  jumlah  seluruh  pekerja,  melakukan

                                                           145
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151