Page 61 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 JUNI 2020
P. 61
dan dirumahkan. Dari jumlah tersebut, 14.055 di antaranya merupakan pekerja formal dan 474
lainnya merupakan pekerja informal.
PILIH KERJA SERABUTAN SAMPAI PULANG KAMPUNG
> NASIB KORBAN PHK
Pilih Kerja Serabutan sampai Pulang Kampung
Ribuan pekerja di DIY terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan sebagian
sebagai akibat pandemi Covid-19. Bagaimana cara mereka bertahan? Berikut laporan wartawan
Harian Jogja, Jumali.
Senyum Wahyu, 35, warga Piyungan, Bantul merekah, seusai melihat pesan melalui gawainya.
Sebuah pesan singkat, yang kembali membuat alumnus salah satu universitas di Surakarta ini
kembali bersemangat. “Rasanya, lega. Sudah ada kabar,” kata Wahyu sambil memasukkan
gawainya ke kantong celananya, saat berbincang degan Harian Jogja beberapa waktu lalu.
Wahyu adalah satu dari beberapa karyawan di salah satu toko ritel bergerak di penyedia pakaian
olahraga mendapatkan kabar dipekerjakan kembali.
Sebelumnya, pria kelahiran Pati, Jawa Tengah ini bersama dengan sejumlah karyawan
mendapatkan kabar kurang baik dari tempatnya bekerja selama tujuh tahun terakhir. “Sejak
awal April, beberapa karyawan termasuk saya dirumahkan. Sedangkan untuk karyawan kontrak,
di-PHK [pemutusan hubungan kerja],” ungkap Wahyu.
Berstatus sebagai karyawan yang dirumahkan, gaji Wahyu untuk April tidak dibayarkan oleh
perusahaannya. Kondisi ini diperparah dengan kebijakan dari perusahaan tempatnya bekerja
yang memilih tidak membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR). “Sama sekali enggak ada
pemasukan,” ucap Wahyu.
Padahal, ia memiliki tanggungan cukup banyak. Selain berkewajiban memberikan nafkah
kepada istri dan anaknya, dirinya harus menanggung sejumlah cicilan kredit baik rumah,
maupun mobil yang dimiliki. Sementara jika mengandalkan tabungan yang dimiliki, hanya cukup
untuk sebulan bertahan. “Itu yang bikin saya sempat frustrasi,” kata Wahyu.
Meski demikian, hal ini tidak membuat ia patah semangat. Dengan sisa tabungan yang ada,
Wahyu mencoba bertahan dan menanggung segala kebutuhan keluarganya. Namun, disadari
olehnya jika ia dan keluarga tidak bisa terus menerus bergantung kepada tabungan.
Perlahan, usaha Wahyu mencari sumber pendapatan lainnya memperlihatkan hasil. Usaha
sampingan menjadi reseller makanan ringan, meski menghasilkan untung yang sedikit, cukup
membantu pemasukan keluarganya. “Selain itu saya jadi tenaga serabutan, apa saja saya
lakukan, yang penting ada pemasukan,” kata Wahyu.
Beruntung, keputusan merumahkan karyawan yang dilakukan perusahaan Wahyu tidak
berlangsung lama. Mulai 5 Mei, Wahyu sudah mulai bekerja kembali di salah satu toko ritel di
mal di Sleman.
Apa yang dialami oleh Wahyu juga menimpa, Narno, 30. Karyawan salah satu penyuplai pakaian
berbahan jins ini dirumahkan sejak pertengahan April karena pandemi Covid-19. Alasannya,
perusahaan menghemat biaya operasional.
60