Page 22 - e-Kliping Ketenagakerjaan 23 Oktober 2019
P. 22
Kendati demikian, dia mengaku sampai saat ini masih belum mengetahui detil
perihal revitalisasi SMK yang dimaksud oleh pemerintah.
"Kami tak bahas detil, hanya prinsipnya. Karena itu pembentukan Komite Vokasi
Nasional perlu segera untuk mengatur hal hal ini." Sebelumnya, Mendikbud
Muhadjir Effendi mengatakan pihaknya bersama kementerian tenaga kerja,
kemenperin dan lembaga terkait akan melakukan revitalisasi 5.000 SMK hingga
2024.
Dalam hal ini, salah satu contoh revitalisasi yang dilakukan adalah kurikulum
sekolah. Nantinya, kurikulum SMK akan berdasarkan demand based atau sesuai
yang dibutuhkan pelaku usaha.
"Kurikulumnya akan dibuat oleh pelaku usaha, dengan pengawasan pemerintah,"
katanya, Senin (7/10/2019).
Dia menuturkan, dengan kurikulum itu prosentase siswa belajar di kelas hanya
40%--30% saja, sisanya mereka akan melakukan praktik langsung di lapangan.
"Jadi ketika sudah lulus dia siap kerja." Saat ini, tambahnya, perusahaan tidak lagi
menanyakan ijazah pelamar, namun yang ditanyakan apa kompetensi yang dimiliki.
Oleh karena itu, yang diperlukan saat ini adalah sertifikat kompetensi. Sejumlah
perusahaan besar seperti Google saat ini tidak lagi mensyaratkan ijazah melainkan
kompetensi. Dengan pendidikan vokasi/kejuruan pula, akan tercipta sumber daya
manusia yang unggul pula. Pendidikan tersebut juga menjadi solusi dalam
mengatasi pengangguran bagi generasi muda.
Adapun, revitalisasi pendidikan vokasi ini akan fokus pada lima sektor yakni
pariwisata, pertanian produktif, pertambangan, kemaritiman dan ekonomi kreatif.
Page 21 of 124.