Page 24 - e-Kliping Ketenagakerjaan 23 Oktober 2019
P. 24

"Kami menyarankan agar pemerintah [Indonesia] membuat pengelolaan sistem
               pensiun yang fleksibel seperti itu, wajib dan melekat ke personal. Jadi, berpindah-
               pindah tempat kerja tak menjadi persoalan bagi manfaat pensiun karena aturannya
               memungkinkan. Partisipasi di program pensiun bisa ditingkatkan," paparnya.

                Selain itu, hal penting yang tak boleh luput oleh Pemerintah Indonesia terkait
               dengan sistem pensiun adalah menaikkan iuran Jaminan Pensiun yang saat ini
               dinilainya terlalu kecil, hanya 3% dari total upah yang diterima setiap bulannya oleh
               pekerja, berada di urutan kedua terbawah setelah Nigeria.


                Iuran tersebut terdiri atas 2% yang dibayarkan oleh pemberi kerja dan 1% dari
               pekerja.

                Sementara itu Retirement Business Leader Mercer Indonesia Jovita Sadrach menilai
               selain sistem pensiun yang belum mengakomodasi sepenuhnya fleksibilitas
               ekosistem ketenagakerjaan, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah rendahnya
               kesadaran dan tingkat literasi masyarakat terhadap program pensiun.


                "Tanpa adanya kesadaran itu, program penisun yang baik juga tak akan berjalan
               dengan betul-betul baik dan terasa  manfaatnya bagi masyarakat. Partisipasi harus
               ditingkatkan," katanya.

                Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016 menyebutkan bahwa tingkat
               literasi program pensiun masyarakat Indonesia hanya 10,9% dan tingkat inklusi
               atau penggunaan produk dana pensiun hanya 4,6%. Adapun konsekuensi dari hal
               tersebut adalah 73% pekerja di Indonesia saat ini  mengalami masalah keuangan di
               masa pensiun.

                "Kesadaran dan tingkat literasi yang tinggi akan program pensiun yang akan
               melindungi dan menjamin pekerja walaupun [ekosistem ketenagakerjaan] berubah
               menjadi lebih fleksibel," ungkapnya.

                Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyebiut ekosistem ketenagakerjaan di
               Indonesia saat ini terlalu kaku dan membuat investor enggan menanamkan
               modalnya di Tanah Air.

                Adapun langkah yang akan diambil untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
               adalah merevisi UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan yang akan menekankan
               perubahan mengenai persyaratan dan perjanjian kerja terutama mengenai
               pesangon, jaminan sosial, hingga pengupahan.


















                                                       Page 23 of 124.
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29