Page 58 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2021
P. 58
"Adaptasi dalam bisnis di masa pandemi COVID-19 menjadi sangat penting," kata Direktur ILO
untuk Indonesia dan Timor Leste, Michiko Miyamoto, dalam webinar ILO-Katadata bertajuk
"Geliat Bisnis di Era Pandemi: Navigasi dan Manuver Usaha" di Jakarta, Kamis.
Michiko menilai para pelaku bisnis perlu mengambil langkah aktif, dengan melakukan identifikasi
tantangan dalam menghadapi krisis yang terjadi saat ini dan identifikasi kekuatan yang bisa
lakukan di masa pemulihan COVID-19.
Ia mengemukakan, ILO telah mendukung pemerintah Indonesia dan mitra sosial dalam
penetapan pedoman nasional pencegahan COVID-19 di tempat kerja baik berdasarkan pedoman
nasional maupun praktik ala internasional.
Bantuan teknis untuk meningkatkan upaya K3 melalui penilaian risiko penularan COVID19 di
1.500 tempat kerja di laksanakan oleh proyek ILO yang di dukung oleh Pemerintah Jepang.
"Pemerintah juga memainkan peranan penting, tidak hanya menjawab krisis, tapi juga membuat
landasan perbaikan di masa yang akan datang, khususnya mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja. Misal menggali pelaksanaan PP No 5 Tahun 2021, tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko," ujar dia.
Pembicara lainnya, Minister for Economic and Development Affairs, Kedutaan Besar Jepang di
Indonesia, Masato Usui menerangkan, keberlanjutan bisnis di tempat kerja menjadi suatu
tantangan tersendiri di banyak negara, termasuk Jepang dan Indonesia.
Untuk itu, Masato menilai, cara-cara baru dalam bekerja dan meningkatkan pentingnya
kesehatan serta keselamatan di tengah pandemi dapat mendorong perekonomian negara.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Teguh Dartanto menekankan kepada
pelaku bisnis untuk membangun sistem kerja yang lebih aman. Menurutnya, kesehatan dan
keselamatan pekerja menjadi kunci dari produktivitas di masa depan.
"Karena apa? Kalau misalnya selama pandemi ini tenaga kerja merasa tidak aman tidak sehat
untuk WFO, atau untuk pergi ke tempat kerja, ini bisa mempengaruhi mood, bisa mempengaruhi
juga produktivitas dan inovasi-inovasi," jelas dia.
Ia mengungkap, para pekerja di bidang manufaktur selama ini kurang mendapat perhatian
terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga perlu ada komitmen kuat dari pelaku
bisnis hingga tenaga kerja itu sendiri, terkait dengan protokol kesehatan dan keselamatan kerja.
Pemerintah pusat maupun daerah dinilai juga perlu membentuk suatu pedoman terkait dengan
kesehatan dan keselamatan kerja selama pandemi, dengan dukungan sosialisasi masif.
Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC), lebih dari 35 persen responden
saat ini bekerja dengan sistem WFO dan WFH bergantian. Hanya 23,6 persen responden yang
saat ini bekerja di rumah sepenuhnya.
Dari survei itu diketahui, umumnya sistem kerja selama pandemi sudah menerapkan aturan
protokol kesehatan ketat saat WFO (Bekerja di Kantor).
Selain itu, diketahui bahwa hanya 15,5 persen responden yang melakukan penambahan produk
dan layanan serta mulai memperluas pasar (diversifikasi usaha).
57