Page 28 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 07 OKTOBER 2019
P. 28
Title PELINTING ROKOK SKT DALAM ANCAMAN PHK MASAL
Media Name jawapos.com
Pub. Date 06 Oktober 2019
https://www.jawapos.com/ekonomi/bisnis/06/10/2019/pelinting-rokok-skt- dalam-
Page/URL
ancaman-phk-masal/
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena
Wea mendesak agar kenaikan tarif cukai yang dilakukan terhadap sigaret kretek
tangan (SKT) harus jauh di bawah kenaikan cukai sigaret kretek mesin (SKM)
maupun sigaret putih mesin (SPM). Persentase kenaikan maksimal cukai rokok
buatan tangan ini harus jauh di bawah persentase kenaikan cukai rokok buatan
mesin.
Andi menyatakan, jika kenaikan tarif cukai SKT tidak berbeda jauh dengan rokok
mesin, maka akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. "Selama
ini SKT merupakan industri padat karya yang menyerap tenaga kerja banyak," kata
Andi dalam siaran persnya.
Seperti diumumkan Menteri Keuangan sebelumnya, mulai 1 Januari 2020,
pemerintah akan menaikkan tarif cukai rokok rata-rata sebesar 23%n. Kenaikan tarif
cukai tersebut turut meningkatkan harga jual eceran rata-rata 35%. Berbagai
kekhawatiran tersebut juga sudah disampaikan Andi Gani saat bertemu dengan
Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Senin, 30 September 2019 lalu. "Kami
juga mendesak Menteri Keuangan tidak membuat gaduh dengan mengeluarkan
kebijakan yang merugikan industri dan buruh," kata Andi.
Kementerian Perindustrian mencatat, total tenaga kerja yang diserap oleh sektor
industri rokok mencapai 5,98 juta orang. Rinciannya, 4,28 juta adalah pekerja di
sektor manufaktur dan distribusi serta sisanya 1,7 juta bekerja di sektor
perkebunan. Sebagian besar pekerja di manufaktur merupakan para pelinting SKT.
Selain tarif cukai, Andi juga mendorong penggabungan batasan produksi rokok
buatan mesin SPM dan SKM. Menurut dia, perusahaan rokok besar asing
multinasional masih memanfaatkan tarif cukai yang murah untuk merebut pasar.
"Pabrik multinasional yang punya SPM dan SKM itu harus digabung. Supaya
produksi rokok mesin dijadikan satu dan nanti bayar cukai tertinggi," jelasnya.
Penggabungan ini diharapkan akan menciptakan aspek keadilan dalam berbisnis di
industri hasil tembakau, utamanya melindungi SKT dan pabrikan rokok kecil lokal
agar tidak bersaing langsung dengan pabrikan rokok besar asing yang padat modal.
Page 27 of 112.