Page 75 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 07 OKTOBER 2019
P. 75
Selain karena dibukanya keran impor tekstil dari China, kata dia, faktor lain yang
menyebabkan pabrik garmen di Jabar, khususnya di Majalaya bangkrut karena
mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi tekstil.
"Jadi di Majalaya itu industrinya sudah tua dan bahkan di tahun 2019 ternyata
masih ada alat tenun yang dipakai oleh pabrik garmen di sana yang buka mesin,"
kata dia.
Menurut dia, Disnakertrans Provinsi Jabar telah melakukan berbagai upaya agar
keberadaan pabrik tekstil yang ada saat ini tidak gulung tikar seperti kebijakan
pengupahan.
"Kebijakan pengupahan sedang kita upayakan dengan menggalang seluruh
stakeholder di bidang garmen, yakni perusahaan ada perkumpulan baru yaitu
Perkumpulan Perusahaan Tekstil Jabar yang anggotanya sudah 340 pabrik garmen
sudah masuk ke perkumpulan ini," kata dia.
Saat ini, lanjut Hema, pihaknya juga mendorong agar serikat pekerja perusahaan
garmen memiliki keanggotaan yang cukup agar membuat Rembug Jabar untuk
menyelamatkan industri tekstil dan garmen.
Dia menjelaskan Rembung Jabar untuk menyelematkan industri tekstil dan garmen
tersebut bentuknya LKS Tripartit Sektoral.
"Kemudian Pak Kadisnakertrans Jabar juga sudah melakukan upaya untuk
membangun hubungan langsung dengan buyer yang selama ini tidak pernah
tersentuh," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat Editor: Ahmad Wijaya COPYRIGHT (c)2019 .
Page 74 of 112.