Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2020
P. 76

Empat orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu ialah SP, AP, SS, dan KS. SP, AP, dan
              SS ialah pekerja PT Obsidian Stainless Steel (OSS). PT VDNI dan PT OSS merupakan perusahaan
              pengolahan smel-ter di kawasan industri Virtue Dragon Industrial Park di Mo-rosi, Konawe. Kedua
              perusahaan itu dipimpin seorang presiden direktur.

              AP dan SP diduga merusak pos pengamanan PT VDNI. Sementara SS dijerat dengan Pasal 170
              Kitab  Undang-Undang  Hukum  Pidana  (KUHP)  juncto  Pasal  187  KUHP,  dengan  tuduhan
              pembakaran kendaraan.

              "Penyidik  telah  memeriksa  banyak  saksi,  mengumpulkan  barang  bukti,  termasuk  rekaman
              kamera pengawas. Penyelidikan mendalam masih terus dilakukan untuk mencari tahu kejadian
              seutuhnya saat bentrokan berujung pembakaran tersebut," kata Ferry.

              Adapun KS adalah salah satu koordinator aksi dari Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional
              (FKSPN). Menurut Ferry, KS dikenakan pasal penghasutan dengan sangkaan melanggar Pasal
              160 KUHP dan atau Pasal 216 KUHP. Tuntutan hukuman maksimal 6 tahun penjara.
              Hingga saat ini, total ada sembilan tersangka dari kasus bentrokan dan pembakaran fasilitas
              perusahaan PT VDNI itu. Tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain.

              Aksi  ribuan pekerja  dua  perusahaan  pengolahan  nikel,  yaitu  PT VDNI  dan  PT  OSS,  tersebut
              terjadi pada Senin (14/12). Dua perusahaan penanaman modal asing dengan investasi puluhan
              triliun rupiah ini mempekerjakan ribuan tenaga lokal dan ratusan tenaga kerja asing asal China.

              Ribuan tenaga kerja lokal ini tergabung dalam Serikat dan Perlindungan Tenaga Kerja Kabupaten
              Konawe dan afiliasinya, Dewan Pengurus Wilayah FKSPN Sulawesi Tenggara. Senin itu, mereka
              berunjuk rasa menuntut perbaikan upah dan status tenaga kerja. Mereka menuntut bertemu
              dengan petinggi perusahaan untuk menyampaikan aspirasi.

              Aksi itu berujung bentrok pekerja dengan petugas keamanan perusahaan dan aparat kepolisian.
              Aksi  saling  lempar  sempat  terjadi.  Aparat  kemudian  berusaha  membubarkan  massa  dengan
              tembakan gas air mata. Namun, jumlah massa terus bertambah mencapai 3.000 orang.

              Aksi tersebut kemudian diikuti pembakaran truk dan alat berat di sekitar perusahaan. Satu buah
              tungku smelter juga sempat terbakar, tetapi cepat dipadamkan.

              Yin Xing Hui, Manajer Operasional PT VDNI, melalui video wawancara, menuturkan, kerugian
              perusahaan sekitar Rp 200 miliar. Nilai kerugian itu di antaranya dari kebakaran eks-kavator,
              mesin pengangkut, dump truck 10 roda, dump truck 12 roda, dan mesin-mesin di pabrik smelter.

              Menurut  Yin,  pihaknya  berupaya  memperbaiki  kerusakan  mesin  dan  membenahi  peralatan.
              Selain itu, terus menyelesaikan semua permasalahan dengan pihak terkait.

              Dari rilis yang dikirimkan pihak perusahaan, juru bicara PT VDNI dan PT OSS, Dyah Fa-dilat,
              menyatakan,  pihak  manajemen  VDNI  sedang  melakukan  investigasi  internal  untuk
              menindaklanjuti unjuk rasa berujung kerusuhan tersebut.

              Asmudin dari Serikat Buruh Kawasan Industri Morosi mengungkapkan, sejumlah permasalahan
              terkait dengan tenaga kerja memang terjadi selama ini. Baik itu dari perekrutan karyawan, juga
              termasuk status, hingga upah tenaga kerja.

              Dengan kejadian ini, ia berharap agar segala permasalahan yang ada dapat terselesaikan dan
              perusahaan  dapat  kembali  berjalan  normal.  Penerimaan  tenaga  kerja,  khususnya  dari
              masyarakat sekitar kawasan industri, didorong lebih diutamakan. Selain itu, koordinasi antara
              pekerja  dan  manajemen  perusahaan  diharapkan  akan  semakin  baik  pada  masa  yang  akan
              datang. (JAL)

                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81