Page 126 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 126
Menurut Sekjen Presidium SP/SB Indonesia, Ristadi , tim teknis pembahasan klaster
ketenagakerjaan di RUU Cipta Kerja merupakan dorongan dan aspirasi SP/SB. Presiden KSPN
ini menuntut agar SP/SB juga dilibatkan dalam tim pembahas .
"Maka dengan segala risiko, kami menjaga konsistensi sikap atas apa yang sudah kami tuntut
yaitu pembentukan tim. Kekhawatiran hanya sebagai legitimasi atau dimanfaatkan sekadar
formalitas sudah kami hitung sebelumnya," ujar Ristadi dalam keterangannya, Rabu (15/7).
Ia menjelaskan, keputusannya untuk bertahan di tim pembahas merupakan bagian dari
perjuangan SP/SB. Menurutnya, perjuangan tidak hanya bisa dilakukan melalui aksi unjuk rasa,
tetapi juga melalui publikasi, lobi politik , negosiasi, dan dialog sosial.
"Masuk di tim teknis adalah bagian dari negosiasi dan dialog sosial, tanpa mengabaikan upaya-
upaya perjuangan lainya. Forum tersebut kami gunakan semaksimal mungkin untuk
menyuarakan aspirasi-aspirasi yang berkembang dari anggota kami," ucapnya.
Nantinya, kata Ristadi , enam SP/SB itu bisa menjadi media formal penyampaian usulan,
keberatan, dan penolakan SP/SB lainnya di RUU Cipta Kerja. Namun, ia memahami, belajar dari
sejarah, sikap gerakan SP/SB memang sulit untuk satu suara.
"Karenanya, perbedaan sikap ini tidak perlu diperdebatkan apalagi harus di hadap - hadapkan
untuk saling bermusuhan. Bagi kami semua adalah kawan seperjuangan, hanya rute jalan saja
yang berbeda," kata Ristadi .
Sementara itu, Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban mendorong dibentuknya dialog sosial untuk
mempengaruhi kebijakan pemerintah di pembahasan RUU Cipta Kerja . Menurutnya, tidak ada
istilah kalah sebelum berperang di pembahasan ini.
"Intinya sekarang kita berjuang untuk bisa mempengaruhi pasal-pasal daripada tak mau
berjuang untuk mengubah pasal-pasal itu. Kami ada di tim, kami mau melakukan dialog. Kami
mau ada perubahan dengan suara kami, tanpa kami menolak dan main di jalanan, sesudah itu
tidak ada apa-apa. Apa pun alasannya RUU ini pasti lolos," tutup Elly.
125

